Header Ads

Komentar Politik : Antara Bom New York dan Bom Pakistan-Afghanistan

Sebagaimana diberitakan Kompas (3/5/2010), menteri Keamanan Dalam Negeri Amerika Serikat, Janet Napolitano, Minggu (2/5) mengatakan, bom mobil yang gagal meledak di Times Square New York merupakan ancaman teroris potensial. Setelah memperoleh petunjuk dari seorang pedagang kaki-lima, polisi menemukan dan menjinakkan bom dalam sebuah mobil sport di kawasan bisnis, perbelanjaan dan hiburan Midtown Manhattan ketika daerah itu dipadati wisatawan dan pengunjung teater pada Sabtu malam. “Kami menanggapi hal ini dengan sangat serius,” kata Napolitano pada program CNN “State of the Union”. “Kami menganggapnya sebagai ancaman teroris potensial.”

Pihak berwenang mengatakan, bom gagal itu, yang terbuat dari propan (sejenis metan), bensin dan petasan, bisa menewaskan banyak orang. “Ini bukan mengada-ada. Ini bukan tanda bahaya palsu. Ini hal nyata, bisa melukai orang,” kata Kepala Pemadam Kebakaran Sal Cassano, yang menambahkan bahwa kekuatan bom itu bisa meruntuhkan bagian depan sebuah bangunan jika meledak.

Warga Amerika Serikat (AS) keturunan Pakistan, Faisal Shahzad, mengaku terlibat dalam upaya serangan bom mobil yang gagal meledak di Times Square, New York, Sabtu (1/5/2010). Adanya pengakuan dari tersangka itu disampaikan Jaksa Agung AS Eric Holder di Washington DC, SelasJaksa Agung AS. Eric Holdermenuduh Taliban Pakistan berada di balik serangan untuk meledakan bom mobil yang gagal pada 1 Mei di Times Square.

Amerika Serikat sangat puas dengan kerjasama Pakistan dalam investigasi terhadap tersangka warga Amerika kelahiran Pakistan yang berupaya meledakkan sebuah bom mobil di Times Square, New York beberapa waktu lalu. “Kami sangat puas dengan kerjasama tersebut,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Philip Crowley, Senin (10/5).Dia mengatakan, pemerintah Pakistan telah bertindak agresif terhadap Taliban, dan mengatakan Amerika Serikat akan mempertimbangkan langkah tambahan yang diperlukan.

Kita tentu tidak setuju terhadap pembunuhan dan tindakan teror terhadap orang-orang yang tidak bersalah tanpa ada alasan yang dibenarkan oleh hukum syara’ . Namun , terdapat banyak ketidakadilan dalam masalah ini. AS menganggap bom gagal yang terbuat dari propan (sejenis metan), bensin dan petasan, bisa menewaskan banyak orang sebagai ancaman . Amerika sangat mengecam hal ini , termasuk media massa Barat.

Namun, bagaimana dengan bom-bom AS yang telah ‘sukses’ membunuh ratusan ribu orang tidak bersalah di Irak serta ribuan orang di Afghanistan-Pakistan ? Bom itu, bukan hanya terbuat dari petasan, tapi bom-bom dahsyat yang beratnya ribuan ton dan sangat berbahaya, memiliki daya hancur yang luar biasa. Bom-bom AS terbuat dari zat kimia Fospor yang berbahaya. Misalnya, saat menyerang dua pekampungan di Afghanistan, mei 2009 AS menggunakan bom Fosfor dan membunuah 140 orang , yang sebagian besar tidak ada hubungan dengan Taliban.

Anggota komisi independen hak asasi manusia di Afghanistan, Nadir Nadery, mengatakan para korban serangan AS mengalami luka bakar yang disebabkan bahan kimia seperti yang terkandung dalam bom fosfor.Dia mengatakan, ada bekas luka bakar di tubuh dan wajah. Hal yang sama disampaikan Muhammad Aref Jalali, dokter yang memimpin rumah sakit bantuan internasional di Provinsi Herat. Jalali mengatakan, warga yang menjadi korban pemboman mengalami “luka bakar yang tidak biasa” di bagian tangan dan kaki. Menurutnya, ini merupakan luka yang tidak pernah ditemui sebelumnya. Luka itu mirip dengan korban serangan Israel atas Gaza awal tahun ini.

Atas komando Obama sang Presiden , dikirim 30 ribu pasukan tambahan untuk memperkuat penjajahan Amerika di Afghanistan. Dipastikan jumlah umat Islam yang terbunuh akan bertambah. Data PBB menyebutkan, sepanjang tahun 2008 saja jumlah warga sipil Afghanistan yang tewas meningkat 40 persen dibandingkan tahun sebelumnya.Menurut data PBB, jumlah warga sipil yang tewas akibat aksi-aksi kekerasan di Afghanistan pada tahun 2008 sekitar 2.100 orang.

Sementara di Irak hingga saat ini ribuan pasukan penjajah masih bercokol. Ratusan ribu umat Islam terbunuh. Konflik horizontal antara kelompok masyarakat pun meluas. Ledakan bom yang menewaskan rakyat sipil menjadi pandangan biasa terjadi di masjid, pasar, dan tempat-tempat umum lainnya. Masih di era Obama, negara Zionis Israel terus menerus membunuh kaum muslim di Palestina. Dan semua itu berlangsung dengan dukungan penuh Amerika Serikat.

Saat ini Departemen Pertahanan Amerika Serikat (AS)sedang mempersiapkan produksi bom “penjebol bunker” yang sangat besar. Penembus Senjata Masiv (MOP) itu akan siap pada Juli 2010. Senjata itu, yang berbobot 13.600 kilogram) dan mengandung 2.400 kilogram bahan peledak, akan dilepas oleh pembom Stealth B-2 –yang bisa menghindari-radar. Siapa nanti yang akan menjadi korban terbesarnya, jelas adalah umat Islam.

Umat Islam berulang-ulang menyuarakan ketidakadilan ini, tapi dunia selalu bungkam. Memang , tidak ada yang bisa menyelamatkan umat Islam kecuali umat Islam sendiri. Pilihan umat Islam hanya satu untuk membuat kebiadaban ini tidak berulang lagi : bersatu dibawah naungan Khilafah. Negara adi daya Khilafah akan menjadi negara yang sungguh-sungguh melindungi umat Islam dari kebuasan dan keserakahan negara imperialis seperti AS dan sekutunya.

Seperti sabda Rosulullah saw al Imamu Junnah, Imam yakni Khalifah adalah perisai. Perisai yang melindungi umat dari kedzoliman, yang akan memobilisasi jutaan tentara Islam seluruh dunia untuk berjihad membebaskan umat Islam yang tertindas! Yang dibutuhkan dari umat sekarang adalah mendukung dan memperjuangkan tegaknya Khilafah. Inilah pilihan satu-satunya dan yang terbaik untuk kita ! (Farid Wadjdi)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.