Header Ads

Lagi, Politisi AS Remehkan Syariah Islam

Kontroversi "Masjid Ground Zero" di AS menunjukkan bagaimana isu ini merembet ke ranah politik yang memicu ketakutan tak beralasan terhadap Islam. Kontroversi "Masjid Ground Zero" baru saja mereda, publik AS kembali dihadapkan pada perdebatan soal pemberlakuan syariah Islam di AS. Perdebatan semakin tajam, karena semakin banyak para politikus di AS yang menyuarakan antisyariah Islam.

Situs berita dan analisa politik Politico melaporkan mantan senator dari kalangan Republikan, Rick Santorum pada kesempatan makam malam di New Hampshire secara terang-terangan melontarkan pernyataan yang meremehkan syariah Islam.

"Syariah Islam tidak sepadan dengan jurisprudensi hukum Amerika dan dengan konstitusi kita," kata Santorum.

Ia juga mengatakan bahwa Muslim datang dan tinggal di AS sebagai imigran, karena mereka ingin memberlakukan syariah Islam di AS.

"Syariah Islam bukan cuma sekedar kitab suci agama Islam, tapi juga sebuah kitab undang-undang untuk mengatur pemerintahan. Jadi, syariah Islam aslinya adalah sebuah kitab suci sekaligus sebuah kitab undang-undang yang mengatur masyarakat sipil. Dan ini tidak sejalan dengan undang-undang sipil yang berlaku di AS," tukas Santorum.

Tapi, seperti para politisi AS lainnya yang mengecam syariah Islam, Santorum tidak bisa menjelaskan apapun ketika ia menyebut-nyebut soal "syariah".

Santorum juga tidak mengungkapkan fakta penting terkait tudingannya terhadap imigran Muslim. Sebuah tudingan yang sulit dipertanggung jawabkan karena kenyataannya, sepertiga populasi Muslim di AS adalah generasi-generasi muslim yang lahir di AS.

Survei yang dilakukan Pew pada tahun 2007 menunjukkan bahwa alasan Muslim yang berimigrasi ke AS antara lain, karena kesempatan pendidikan, kesempatan ekonomi, alasan keluarga atau karena konflik di negara asalnya, dan bukan karena alasan "syariah Islam" seperti yang dituduhkan Santorum. (ln/isc/eramuslim.com)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.