610 Balita di Sukabumi Alami Gizi Buruk
Sukabumi - Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, mencatat sekitar 610 balita yang ada di wilayahnya dikategorikan mengalami gizi buruk.
"Dari data kami dari sekitar 71 ribu lebih balita di kabupaten, sekitar 0,87 persen atau 610 balita mengalami gizi buruk," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi, Adrialti Minggu (24/4).
Selain balita gizi buruk, sekitar 10 persen balita di kabupaten menurut Adrialti mengalami gizi kurang. "Mereka kabanyakan ditemukan di daerah selatan Kabupaten Sukabumi," tambahnya.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, pihaknya memberikan program pemberian makanan tambahan (PMT) kepada balita yang mengalami gizi buruk dan gizi kurang, selain itu pola hidup sehat pun sudah disosialisasikan untuk mengatasi permasalahan gizi buruk.
"Kami terus berupaya untuk mengatasi permasalahan tersebut," tutur Adrialti.
Sementara itu, Kasie Gizi Dinkes Kabupaten Sukabumi, Dani Sujata, mengungkapkan, dari 610 balita yang mengalami gizi buruk 20 persennya dalam kondisi memprihatinkan. "Sekitar 20 persen balita yang mengalami gizi buruk mereka juga terserang penyakit Tuberculosis (TBC) dan penyakit lainnya," ungkap Dani.
Ia mengatakan, agar jumlah balita penyandang gizi buruk di kabupaten berkurang pihaknya secara insentif memberikan bantuan medis dan PMT. Namun, kondisi ini terkendala oleh perilaku orang tua yang kurang memberikan asupan gizi kepada balitanya dengan alasan kemiskinan.
"Kami pun sudah menugaskan pengawas dari dinkes untuk terus memantau perkembangan balita yang mengalami gizi buruk dan mudah-mudahan dengan cara seperti ini jumlah balita yang mengalami gizi buruk berkurang," harapnya. (mediaindonesia)
"Dari data kami dari sekitar 71 ribu lebih balita di kabupaten, sekitar 0,87 persen atau 610 balita mengalami gizi buruk," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi, Adrialti Minggu (24/4).
Selain balita gizi buruk, sekitar 10 persen balita di kabupaten menurut Adrialti mengalami gizi kurang. "Mereka kabanyakan ditemukan di daerah selatan Kabupaten Sukabumi," tambahnya.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, pihaknya memberikan program pemberian makanan tambahan (PMT) kepada balita yang mengalami gizi buruk dan gizi kurang, selain itu pola hidup sehat pun sudah disosialisasikan untuk mengatasi permasalahan gizi buruk.
"Kami terus berupaya untuk mengatasi permasalahan tersebut," tutur Adrialti.
Sementara itu, Kasie Gizi Dinkes Kabupaten Sukabumi, Dani Sujata, mengungkapkan, dari 610 balita yang mengalami gizi buruk 20 persennya dalam kondisi memprihatinkan. "Sekitar 20 persen balita yang mengalami gizi buruk mereka juga terserang penyakit Tuberculosis (TBC) dan penyakit lainnya," ungkap Dani.
Ia mengatakan, agar jumlah balita penyandang gizi buruk di kabupaten berkurang pihaknya secara insentif memberikan bantuan medis dan PMT. Namun, kondisi ini terkendala oleh perilaku orang tua yang kurang memberikan asupan gizi kepada balitanya dengan alasan kemiskinan.
"Kami pun sudah menugaskan pengawas dari dinkes untuk terus memantau perkembangan balita yang mengalami gizi buruk dan mudah-mudahan dengan cara seperti ini jumlah balita yang mengalami gizi buruk berkurang," harapnya. (mediaindonesia)
Tidak ada komentar