Header Ads

Bukan Memerangi Islam?

We killed the man but not the ideology (Tom Ridge, The Washington Times  5/5)

Salah satu isi pidato Obama yang penting dalam  merayakan 'kemenangan' Amerika setelah membunuh Osama bin Laden adalah Amerika bukan  memerangi Islam. Obama kembali menegaskan: Amerika Serikat tidak —dan  tidak akan pernah— berperang dengan Islam, seperti Presiden Bush telah mengatakan setelah serangan 11 September, bahwa perang kami bukanlah melawan Islam. Bin Laden bukan seorang pemimpin Muslim, ia adalah seorang pembunuh massal umat Islam. Bahwa Osama bin Laden bukanlah pemimpin Muslim, Obama benar. Memang tidak seluruh umat Islam menganggapnya sebagai pemimpin. Bahkan tidak semua sepak terjang dan pemikirannya disetujui oleh umat Islam. Namun bukan berarti pernyataan Obama yang mengatakan bahwa apa yang dilakukan dirinya dan pendahulunya Bush bukan memerangi Islam atau umat Islam, benar!

Dilihat dari sisi korban, jelas sebagian besar adalah umat Islam. Atas nama Global War on Terrorist (GWOT). perang melawan Alqaida atau Osama bin Laden, Amerika menduduki Irak, Afghanistan, dan Pakistan, dan beberapa operasi intelijen di berbagai negara. Dan jumlah umat Islam yang terbunuh akibat perang itu, baik secara langsung atau tidak, bukan hanya ribuan tapi ratusan ribu.

Lembaga independen Iraq Body Count (IBC) yang bermarkas di Inggris mencatat jumlah korban sipil akibat kekerasan di Irak mencapai 100.709 - 110.006 orang. Bahkan hasil studi Opinion Research Business (ORB) berkerja sama dengan the Independent Institute for Administration and Civil Society Studies (IIACSS) jumlah korban yang tewas sejak invasi Amerika di Irak tahun 2003 lebih dari satu juta orang. Sementara di Afghanistan, menurut laporan Perserikatan Bangsa Bangsa (Maret 2011), pada tahun 2010 saja lebih dari 2.777 warga sipil tewas. Dan jumlah korban akan terus bertambah, mengingat Amerika hingga saat ini masih melancarkan serangan barbarnya.

Kalau 3.000 rakyat Amerika terbunuh dalam serangan WTC, Amerika mengatakan America under attack, bagaimana dengan ratusan ribu umat Islam yang terbunuh akibat GWOT? Bagaimana mungkin Obama dan Bush bisa mengatakan bahwa ini bukan serangan terhadap umat Islam? Yang lebih lucu lagi, Obama menambah bualannya dengan mengatakan justru Osama bin Laden-lah yang telah melakukan pembunuhan masal terhadap umat Islam. Sesuatu yang menggelikan karena tanpa ada bukti-bukti yang nyata. Bahkan umuk serangan 9-11, hingga saat ini masih belum ada bukti kuat apakah Osama bin Laden pelakunya. Berbagai misteri pun masih banyak belum terjawab. Seakan-akan dunia buta dan bodoh untuk menilai apa yang dilakukan Amerika.

Bahwa perang kontra terorisme ala Amerika ini perang terhadap Islam, bisa juga dilihat dari daftar teroris yang dibuat oleh Amerika. sebagian besar adalah kelompok Islam yang menyerukan jihad melawan penjajahan Amerika. Termasuk Hamas yang melawan penjajahan Israel dimasukkan sebagai teroris. Sementara entitas zionis Yahudi yang telah menjajah dan melakukan pembantaian massal terhadap umat Islam di Palestine tidak dimasukkan sebagai teroris.

Agenda GWOT ini pun selalu dikaitkan dengan ajaran Islam yang mulia seperti jihad. penegakan syariah dan khilafah. Ajaran Islam ini dituding oleh Paman Sam sebagai motif terorisme dan tujuan pars teroris. Tidak mengherankan dalam program deradikalisasi yang merupakan bagian dari GWOT ala Amerika, dilakukan stigmatisasi negatif atau pengaburan makna sesungguhnya dari jihad, syariah dan khilafah.

Umat Islam—lewat agen-agen pemikir yang menghamba kepada Amerika—diserukan untuk merekonstruksi dan meliberalkan ajaran Islam dengan penafsiran yang sejalan dengan kepentingan Amerika Serikat. Sehingga, kita bisa mengerti, kalau dalam operasi Densus 88 yang merupakan kepanjangan tangan dari mesin perang Amerika menjadikan kitab Tafsir Alquran, buku jihad, sebagai barang bukti terorisme.

Awalnya, ada yang berharap setelah terbunuhnya Osama bin Laden, Amerika akan menghentikan perangnya di Afghanistan. Bukankah alasan Amerika melakukan intervensi untuk membunuh Osama? Namun kenyataannya tidaklah seperti itu. Obama menegaskan kembali bahwa perang ini belum berakhir. Kita teringat dengan pernyataan Bush yang mengatakan: 'This crusade, this war on terrorism, is going to take a long time”. Artinya Perang salib melawan Islam ini memang membutuhkan waktu yang lama.

Apalagi kalau memperhatikan pernyataan Tom Ridge mantan Sekretaris Keamanan Dalam Negeri Amerika dalam editorial The Washington Times (5/5/2011). Seat mengomentari terbunuhnya Osama bin Laden dia mengatakan: we killed the man but not the ideology. Artinya yang menjadi sasaran perang ini jelas adalah ideologi Islam yang berseberangan dengan nilai-nilai liberal yang dianut oleh Amerika Serikat. Menurutnya ini adalah medan pertempuran, perang ide, way of life (cara pandang hidup) Islam dan Amerika tidak bisa berdamai dan hidup berdampingan.

Pernyataan mantan pejabat tinggi senior Amerika Serikat ini bukanlah dongeng yang dibuat-buat dan bukan pula hal yang baru. semua ini menunjukkan permusuhan abadi Barat terhadap dunia Islam bersilat agama dan peradaban yang telah berakar dalam hati dan pikiran Barat. Barat membangun semua hubungan ini atas dasar Perang Salib. Barat tak ingin raksasa Islam (khilafah) bangkit kembali. Allah SWT berfirman: 'Dan sesungguhnya mereka telah mernbuat makar yang besar padahal di sisi Allah-lah (balasan) makar mereka itu. Dan sesungguhnya makar mereka itu (amat besar) sehingga gunung-gunung dapat lenyap karenanya.' (TQ5. Ibrahim [14]: 46).

Oleh : Farid Wadjdi

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.