Ribuan Demonstran Maroko Kembali Turun ke Jalan Tuntut Reformasi
Ribuan demonstran Maroko turun ke jalan-jalan kota Marrakesh untuk menyerukan reformasi dan meminta Raja mendistribusikan beberapa kekuasaannya.
Aksi protes ribuan warga Maroko ini merupakan kali kedua dalam dua hari terakhir. Lebih dari 7.000 demonstran menuntut konstitusi baru dan mengakhiri korupsi di negara ini.
Mereka juga mengutuk serangan bom bulan lalu yang menewaskan 17 orang di kota wisata Marrakesh.
Pada hari Sabtu lalu, ratusan orang mengadakan demo serupa di kota, menyerukan kepada monarki yang berkuasa untuk membuat perubahan kebijakan.
"Raja tidak boleh di pusat kekuasaan, harus ada pemisahan kekuasaan," dikutip AFP atas pernyataan para demonstran.
Beberapa aksi unjuk rasa besar-besaran telah diselenggarakan sejak aksi protes dimulai kembali pada 20 Februari lalu.
Kelompok hak asasi manusia dan kelompok sipil maupun jurnalis independen juga bergabung dengan gerakan ini.
Raja Maroko sendiri telah mengumumkan beberapa langkah reformasi dalam upaya untuk menenangkan para demonstran.
Namun para demonstran mengatakan bahwa monarki yang berkuasa harus melakukan perubahan yang lebih serius terhadap cara menjalankan negara tersebut.
Mereka menuntut reformasi konstitusi yang akan mengurangi kekuasaan Raja Muhammad dan membuat sistem peradilan yang lebih independen.
Para pengunjuk rasa ingin mengakhiri korupsi, penyiksaan di penjara, dan mengurangi pengangguran.(fq/prtv/eramuslim.com)
Aksi protes ribuan warga Maroko ini merupakan kali kedua dalam dua hari terakhir. Lebih dari 7.000 demonstran menuntut konstitusi baru dan mengakhiri korupsi di negara ini.
Mereka juga mengutuk serangan bom bulan lalu yang menewaskan 17 orang di kota wisata Marrakesh.
Pada hari Sabtu lalu, ratusan orang mengadakan demo serupa di kota, menyerukan kepada monarki yang berkuasa untuk membuat perubahan kebijakan.
"Raja tidak boleh di pusat kekuasaan, harus ada pemisahan kekuasaan," dikutip AFP atas pernyataan para demonstran.
Beberapa aksi unjuk rasa besar-besaran telah diselenggarakan sejak aksi protes dimulai kembali pada 20 Februari lalu.
Kelompok hak asasi manusia dan kelompok sipil maupun jurnalis independen juga bergabung dengan gerakan ini.
Raja Maroko sendiri telah mengumumkan beberapa langkah reformasi dalam upaya untuk menenangkan para demonstran.
Namun para demonstran mengatakan bahwa monarki yang berkuasa harus melakukan perubahan yang lebih serius terhadap cara menjalankan negara tersebut.
Mereka menuntut reformasi konstitusi yang akan mengurangi kekuasaan Raja Muhammad dan membuat sistem peradilan yang lebih independen.
Para pengunjuk rasa ingin mengakhiri korupsi, penyiksaan di penjara, dan mengurangi pengangguran.(fq/prtv/eramuslim.com)
Tidak ada komentar