Header Ads

"Umat Islam Telah Lama Distigma Negatif oleh Barat"

Barat telah berfokus terlalu banyak terhadap kaum Muslimin dalam hal-hal yang berkaitan dengan terorisme sehingga menguburkan kekhawatiran hadirnya aksi terorisme di negara mereka sendiri, kata seorang analis politik.

"Hukum alaminya yang telah kita telah siapkan adalah tindakan pencegahan terorisme ... Saya berharap hal itu akan direvisi sehingga tidak menjadi tindak diskriminatif, "kata Noel Glynn kepada Press TV dalam sebuah wawancara.

"Jadi, sejauh yang saya prihatinkan, hukum anti-terorisme bersifat represif."

Pemerintah Eropa telah memberikan sikap ketakutan terhadap Islam melalui langkah-langkah seperti menerapkan larangan cadar di jalanan, yang semua itu bertujuan untuk memenuhi tuntutan mayoritas non-Muslim terkait tentang meningkatnya populasi Muslim di benua tersebut.

Belgia telah melarang cadar, yang diklaim pemerintah atas alasan keamanan. Prancis, yang merupakan rumah untuk populasi Muslim terbesar di Eropa Barat, memiliki hukum yang sama, dan Swiss telah melarang menara masjid baru.

Di Rusia, dinding sebuah masjid di kota itu rusak Jumat pekan lalu dengan grafiti tertulis "Rusia untuk Rusia!" menurut laporan situs Islamnews.ru. Di Prancis, pemakaman Muslim secara teratur dirusak.

"Pada kenyataannya telah ada stigma negatif terhadap umat Muslim sejak 9/11, dan itu adalah salah," katanya menegaskan.

Glynn juga menekankan bahwa seorang Muslim akan lebih cenderung dianggap sebagai teroris potensial dibandingkan dengan orang kulit putih.

"Saya setuju bahwa ada kekuatan yang menempatkan lebih banyak tekanan terhadap istilah teroris yang mereka gambarkan sebagai muslim, namun sebenarnya mereka tidak harus melakukan seperti itu," tambahnya. (fq/prtv/eramuslim)


Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.