Header Ads

Badai Porak Porandakan Konser Musik, Azab Bagi Orang Kafir dan Peringatan Bagi Pemuda Muslim

Inilah barangkali azab Allah bagi orang-orang kafir yang tengah berbuat kerusakkan melalui pesta musik dan semestinya ini menjadi peringatan bagai para pemuda Muslim yang hari ini banyak tersihir oleh acara-acara konser para kapitalis sekuler. Angin kencang dan hujan badai menerpa festival musik rock di tempat terbuka di bagian utara Belgia, Kamis, 18/08/2011, menewaskan tiga orang dan meluka 40 orang lainnya.

Badai yang disertai hujan deras ini, merubah lokasi festival itu bak lautan lumpur. Dua panggung ambruk, satu menimpa penonton konser pada konser tahunan yang diselenggarakan di Kiewit, dekat kota kecil Hasselt, sebagaimana dikabarkan Antara.

Jumlah korban jiwa yang dikonfirmasi saat itu tiga orang tewas. Sebanyak 40 orang cedera dan beberapa di antara mereka berada dalam kondisi serius.

Sebanyak 65.000, terutama anak muda, diperkirakan telah datang untuk menyaksikan festival tersebut.

"Langit tiba-tiba berubah jadi hitam dan kami berlindung sambil menunggu hujan turun. Lalu tiba-tiba, hujan turun dengan sangat lebat. Angin bertiup dengan sangat kencang," kata penonton festival, Catherine Blaise.

"Terjadi hujan es, butiran dengan ukuran lebih dari satu sentimeter berjatuhan... beberapa pohon tumbang. Tak bisa dipercaya, rasanya seperti kiamat," katanya.

Banyak penontong berada di bawah tenda raksasa berlindung dari guyuran hujan dan mendengarkan pertunjukkan, ketika panggung ambruk.

Festival itu, yang dijadwalkan berlangsung sampai Sabtu, segera dihentikan.

Badai yang melanda sebuah festival musik, merupakan yang kedua kalinya terjadi dalam kurun waktu sepekan. Sebelumnya, Sabtu 14 Agustus lalu sebuah panggung musik dikabarkan roboh usai diterjang badai di Indianapolis, Amerika Serikat (AS).

Insiden tersebut menyebabkan lima orang tewas usai angin berkekuatan 96 kilometer per jam itu merubuhkan panggung dan menimpa penonton. Ironisnya, insiden ini terjadi setelah beberaa saat sebelumnya peringatan badai dikeluarkan di lokasi festival.

Demikianlah, ketika Allah Swt berkehendak sesuatu maka terjadilah. Ini merupakan azab bagi orang-orang kafir yang senantiasa hidup bersenang-senang, termasuk dalam konser. Ini juga merupakan peringatan bagi kaum Muslim, terutama para pemuda yang selama ini terus dijejali konser-konser maksiyat oleh para kapitalis.

Sungguh menyedihkan, di negeri mayoritas Muslim terbesar di dunia ini, berbagai konser musik atau festival musik sengaja digelar di beberapa tempat, bahkan hingga ke daerah-daerah pelosok merusak tatanan kehidupan para pemuda Muslim. Konser telah menjadi ritual wajib rutinan anak-anak muda yang didukung oleh para kapitalis sekuler.

Alih-alih mereka berkumpul di masjid, berjuang membebaskan negeri kaum Muslim, ribuan anak muda berduyun-duyun hanya untuk sekedar berpesta menonton konser. Campur baur, lupa sang Pencipta, Allah Swt, meninggalkan kewajiban sholat, dan berpakaian dengan mengumbar aurat.

Haruskah, mereka merasakan kemurkaan Allah dengan mengirimkan badai serupa seperti yang terjadi di Belgia? Sudah saatnya, tinggalkan budaya konser jahiliyah dan mulailah kembali kepada tatanan syariah di bawah naungan Khilafah.

Di bawah naungan institusi pelaksana syariah inilah, negara akan melindungi akidah anak-anak muda Muslim dari cengkraman ide-ide rusak. Di bawah naungannya, potensi para pemuda Muslim akan dikehkan hanya untuk Allah. Insya Allah, segera terwujud. (m/ant/okz/syabab)


Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.