Header Ads

"Harus Ada yang Hentikan Aksi Premanisme NATO di Libya"

Seorang anggota parlemen AS mengatakan pimpinan NATO harus bertanggung jawab berdasarkan hukum internasional atas kematian warga sipil Libya untuk menghindari kemenangan yang menjadikan "premanisme internasional yang baru".

"Jika anggota rezim Gaddafi harus bertanggung jawab, komandan tertinggi NATO juga harus bertanggung jawab melalui Pengadilan Pidana Internasional untuk semua kematian warga sipil akibat pemboman mereka," perwakilan partai Demokrat Dennis Kucinich dikutip oleh AFP yang mengatakan pada Selasa kemarin (23/8).


Kucinich mengecam NATO yang bertindak melebihi resolusi Dewan Keamanan PBB yang mengamanatkan zona larangan terbang di Libya untuk melindungi warga sipil, menyatakan bahwa tujuan nyata serangan itu adalah "perubahan rezim."

Jika komandan NATO tidak berdiri di atas keadilan, kita akan melihat kemenangan dari "premanisme internasional baru," kata anggota parlemen tersebut.

Kucinich telah menyatakan oposisi terhadap keterlibatan NATO dan Amerika Serikat dalam konflik di Libya.

Anggota Dewan Keamanan PBB termasuk Rusia, Cina, Brasil, India dan Afrika Selatan juga mengkritik aliansi militer Barat, mengatakan NATO telah melampaui mandat PBB.

Kolonel Roland Lavoie, juru bicara NATO untuk operasi Libya Operasi Bersatu mengatakan Selasa kemarin bahwa aliansi akan terus melakukan kampanye pemboman untuk mengakhiri konflik yang tengah berlangsung di negara Afrika Utara itu.

"Kami akan mengambil dan menyerang sasaran jika mereka menimbulkan ancaman bagi penduduk sipil," kata Lavoie pada konferensi pers di Naples, Italia.(fq/prtv/eramuslim)


Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.