Header Ads

Vila Supermewah Khadafi Berisi 40 Kamar, Warga Libya Marah

Setelah kediaman Muammar Khadafi di Tripoli dikuasai pemberontak, kediaman lain milik diktator 72 tahun ini tak luput dari amuk warga Libya. Terungkap kemewahan berlebihan dalam vila Khadafi di Kota Benghazi.

Selama ini warga Libya tak pernah mengetahui seperti apa persisnya kondisi di dalam kediaman pemimpinnya selama 4 dekade ini. Kini, seminggu setelah penjaga kediaman Khadafi di Bukit Al Bayda, Benghazi, melarikan diri, warga pun menyambangi ‘istana’ tersebut. Demikian seperti dilansir dailymail.co.uk, Jumat (26/8/2011).

Sebuah vila megah yang memiliki 40 kamar, lengkap dengan kolam renang, lapangan basket dan taman hijau yang luas terletak di atas bukit dengan udara sejuk cukup menggambarkan ketenangan tempat peristirahatan milik Khadafi ini. Sungguh berbeda dengan suasana kacau balau yang ada di sebagian besar wilayah Libya.

Halaman yang luas dengan pemandangan laut mengingatkan akan suasana pedesaan di Inggris. Terlebih dengan adanya pepohonan, semak-semak, dan padang rumput hijau yang luas ditambah hembusan angin dan kicauan burung.

Sungguh miris jika dibandingkan dengan kondisi rakyat Libya yang ada di luar kediaman ini. Sebagian besar warga Libya bahkan tak memiliki tempat tinggal yang layak. Warga yang menyambangi vila Khadafi pun melampiaskan amarahnya dengan menjarah barang-barang yang ada dan membakar sejumlah ruangan.

Kondisi vila Khadafi ini pun porak-poranda seperti dirampok habis-habisan. Berbagai perabotan mewah milik Khadafi hancur, perapian mewah dengan motif emas dan tembaga hangus, lampu hias mewah juga rusak terkena kebakaran.

Tak hanya itu, di halaman kediaman mewah ini juga terdapat bunker bawah tanah. Dengan pintu masuk setebal 99 cm yang antiledakan, terdapat terowongan bawah tanah beserta kamar-kamar dan gua-gua penyimpanan berbagai peralatan.

Bunker ini tak kalah mewah, di mana terdapat 7 kamar tidur yang 3 di antaranya kamar suite sekelas hotel, serta sebuah dapur yang luas. Bunker ini memiliki segalanya untuk mempertahankan hidup selama berbulan-bulan, terputus dari dunia luar.

Dalam satu ruangan bahkan terdapat meja pijat dengan alas yang empuk. Bahkan, di kamar mandi utama terdapat sebuah bathub dengan tombol-tombol khusus, yang dimungkinkan untuk memanggil pelayan.

Bunker ini juga dilengkapi dengan sistem pendukung kehidupan yang sangat canggih. Lengkap dengan adanya pembangkit listrik dan alat penyaring udara yang dirancang memasok udara segar di dalam bunker tersebut, bahkan dalam kondisi terkena senjata kimia sekali pun.

Tak lupa, terdapat juga lorong-lorong untuk melarikan diri yang ada di sepanjang terowongan bawah tanah, mengarah ke segala penjuru wilayah pedesaan di pinggiran Libya.

Melihat hal ini untuk pertama kalinya, sejumlah warga Libya memiliki beragam tanggapan. Seorang mahasiswa bernama Abdul Karim (22) mengaku marah melihat betapa borosnya Khadafi selama ini.

“Bayangkan jika dia menghabiskan uang yang sama bagi rakyat, untuk pembangunan rumah dan sekolah. Melihat hal ini membuatku marah, ketika begitu banyak orang-orang di luar sana tidak memiliki rumah yang layak,” ujarnya.

Sementara itu, seorang insinyur bernama Taha Arabia (58) hampir menitikkan air mata melihat semua ini. “Saya tidak percaya, saya bisa berdiri di sini melihat semua ini. Tidak ada seorang pun yang bisa mendekati tempat ini, apalagi melihat isinya. Dia hidup mewah, sedangkan rakyatnya hidup di selokan. Kita tidak punya apa pun,” kecamnya. (detiknews.com, 26/8/2011)


Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.