Amerika Serikat Membela Rezim Paling Biadab
Negara yang dinilai sebagai "kampiunnya" demokrasi yang selalu mendengungkan tentang hak asasi manusia, semuanya itu tumpul dan tidak berguna ketika berhadapan dengan Israel, yang sudah melakukan penghancuran, pengusiran, perampasan, pembunuhan, penyiksaan, pemenjaraan, dan peperangan yang massif, seperti yang dilakukan rezim Zionis-Israel yang menyerang Gaza, Desember 2008. Amerika Serikat bungkam dan diam, ketika Zionis-Israel melakukan kejahatan terhadap rakyat Palestina, dan bahkan membenarkannya.
Uniknya lagi, Amerika Serikat, justru menyalahkan rakyat Palestina, dan gerakan-gerakan pembebasan, yang dituduh sebagai "biang kerok" kejahatan, dan menuduh mereka sebagai gerakan teroris. Tetapi, tidak pernah menilai negatif terhadap Israel. Inilah sebuah penomena yang penuh dengan paradok yang dilakukan oleh Gedung Putih dari waktu ke waktu.
Seakan-akan rakyat Palestina menjadi entitas yang hina, dan dibolehkan diperbudak dan di dzalimi secara permanen oleh Zionis-Israel. Seakan sah-sah saja, Zionis-Israel melakukan segala bentuk kejahatannya. Amerika Serikat memberikan bantuan milliaran dollar kepada Israel, dan bahkan dalam bentuk senjata, yang digunakan memusnahkan dan membunuhi rakyat Palestina.
Amerika Serikat memiliki komitmen yang bersifat abadi tentang keamanan Zionis-Israel. Obama yang baru dilantik langsung mengeluarkan pernyataan, bahwa kebijakan utama di bidang luar negeri Amerika Serikat, memberikan jaminan keamanan kepada Israel. Obama memberikan komitmen yang sangat tinggi kepada rezim Zionis-Israel, dan ini ditunjukkan dengan berbagai sikap dan pandangan Obama terhadap Zionis-Israel.
Presiden Obama yang berasal dari Partai Demokrat itu, tak berbeda dengan Partai Republik, yang sangat keras terhadap rakyat Palestina. Rick Perry yang menjadi calon presiden Partai Republik dengan sangat jelas, jika ia terpilih menjadi presiden Amerika Serikat, akan mendukung Zionis-Israel tanpa reserve, dan tidak akan pernah memberikan peluang berdirinya negara Palestina, ucapnya. Bahkan, Rick Perry akan menghancurkan Tepi Barat, dan akan mendukung kebijakan Benyamin Netanyahu mengusir seluruh penduduk Tepi Barat ke Yordania.
Sekarang Presiden Amerika Serikat Barack Obama berada di New York, menghadiri Sidang Umum PBB, dan missi utamanya adalah menggagalkan gagasan negara Palestina, yang sekarang ini dibawa oleh Presiden Otoritas Palestina Mahmud Abbas. "Tidak ada negara Palestina, tanpa perundingan dengan Israel", cetus Obama.
Amerika Serikat hanya mengikuti dan menjalankan perintah Benyamin Netanyahu, atau Obama menjadi "kacungnya" Netanyahu, yang berusaha menggagalkan entitas Palestina, yang menginginkan negara merdeka. Obama hanya membuka pintu bagi negara Palestina melalui perundingan langsung dengan Israel. Semua itu mustahil, dan tidak akan pernah terjadi selamanya.
Amerika Serikat melobbi semua negara yang menjadi anggota Dewan Keamanan/DK PBB agar tidak mendukung gagasan negara Palestina. Bahkan, Barack Obama yang sebelumnya tidak menjadwalkan bertemu dengan Presiden Mahmud Abbas, tapi kemudian Obama meminta agar dapat bertemu dengan Abbas, yang tujuannya menekan Abbas agar tidak melanjutkan keinginannya meminta kepada PBB, menjadikan Palestina sebagai anggota penuh, yang akhirnya memberikan legetimasi pengakuan Palestina sebagai negara.
Memang mustahil. Dengan kondisi yang ada mengharapkan lembaga multilateral seperti PBB, yang sudah dikangkangi oleh kepentingan Zionis-Israel, yang menggunakan tangan Gedung Putih akan dapat menjadi sarana bagi terwujudnya cita-cita negara yang berdaulat. Karena, pusat-pusat kekuasaan dunia sekarang, semua menjadi alat Zionis-Israel.
Satu-satunya jalan bagi mewujdukan kemerdekaan Palestina, bukan lagi mengharapkan dukungan dan mengemis kepada PBB, yang sudah terang-terangan menjadi alat rezim Zionis Israel. Tetapi, hanya dengan menggunakan kekuatan senjata. Tidak ada cara lain, guna menghadapi rezim Zionis-Israel, yang sangat biadab dan penuh dengan kekerasan.
Amerika Serikat yang mengaku negara demokrasi, yang menjunjung tinggi hak-hak asasi manusia, ketika berhadapan dengan Israel menjadi tidak berguna dan lumpuh. Justru Amerika Serikat menjadi tulang punggung (backbone) Zionis-Israel. Sampai kapanpun. Mengharapkan perubahan sikap Amerika Serikat dan PBB, hanya akan sia-sia belaka. (mas/eramuslim)
Tidak ada komentar