Header Ads

BUSYRO MUQODDAS: Intelijen berusaha menyudutkan kalangan ekstrimis Islam

Dosen Universitas Islam Indonesia Yogyakarta yang juga Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Busyro Muqoddas mengungkapkan hasil disertasinya myang sekaligus mengulas masalah terorisme di Indonesia, Sabtu.

Dalam buku setebal 498 halaman itu aksi terorisme di negeri ini konstruksi intelijen negara sendiri.



Karya Busyro hasil disertasinya Hegemoni Rezim Intelijen itu, mengulas rentetan aksi bom bunuh diri oleh teroris dari kalangan ekstrimis dan radikal Islam di Indonesia.

"Dalam kapasitas sebagai akademisi, saya berani mengatakan, kelompok radikalis Islam yang direkrut menjadi teroris kemudian melakukan pengeboman, bahwa itu adalah bualan intelijen." ujar busyro Lantang.

Penegasannya berdasarkan hasil riset yang Busyro lakukan sampai ke pelosok-pelosok, dengan mewawancarai sejumlah tersangka teroris, keluarga teroris dan kalangan radikalis Islam.

Dosen Hukum di UII Yogyakarta itu mengungkapkan, dirinya pernah mewawancarai seorang perempuan yang sedang hamil dari Jamaah Islam. Suaminya ditangkap karena dituduh teroris.

"Dia mengaku kepada saya, perutnya pernah ditendang saat diinterogasi oleh intelijen, karena tidak mau mengaku suaminya teroris," ujarnya.

Setelah peristiwa itu kata dia, anaknya lahir cacat. Saat ini anak-anak yang bapaknya teroris banyak yang dikeluarkan dari sekolah, diejek dan tersudut di masyarakat.

Menurut dia, intelijen menciptakan suasana yang menyudutkan kalangan ekstrimis Islam.

Mereka didiskriminasi agar timbul kebencian kemudian diprovokasi untuk membentuk negara Islam di Indonesia dan melawan negara.

Seperti diberitakan, tiga DPO terduga terorisme yang ditangkap densus 88 ditempat terpisah, yakni DAP (34 th), BH alias D (35 th) dan A (32 th). Salah satu terduga teroris A terpaksa ditembak kakinya karena saat akan diamankan sedang membawa senjata M 16. ( Banjarmasin Post 14/11).


Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.