Header Ads

Hari Raya, Televisi Nasional Kembali Tayangkan Film yang Menyakiti Umat

Setelah didukung para kapitalis, televisi telah menjadi sarana yang digunakan untuk menanamkan ide-ide liberal serta perilaku yang tekadang jauh dari Islam. Lagi, di tengah-tengah suasana kebahagiaan hari raya Idul Adha, di mana kaum Muslim bersatu dalam ketaatan kepada Allah Swt, sebuah stasiun televisi nasional malah menayangkan film yang sempat menjadi kontroversi sejak peluncurannya tersebut.



Film "Perempuan Berkalung Sorban" telah menuai kotroversi sejak tahun 2009 serta mendapat kritikan tajam dari para ulama. Film ini telah menyakiti umat Islam dan kalangan pesantren. Film tersebut ditayangkan ke layar kaca oleh saluran SCTV pada hari Ahad siang, 06/11/2011, bertepatan dengan hari raya Idul Adha 1432 H.

Pada bulan Februari 2009, Imam Besar Masjid Istiqlal Ali Mustafa Yaqub menyerukan agar film besutan sutradara Hanung Bramantya tersebut diboikot. Namun, kini film tersebut ditayangkan di tengah-tengah suasana Hari Raya Idul Adha.

Di dalam film Perempuan Berkalung Sorban itu penuh dengan ide-ide yang selama ini disuarakan oleh orang-orang liberal, semacam ide kesetaraan gender, ide-ide kebebasan, KDRT, serta persoalan pemimpin perempuan.

Selain penjelekkan citra buruk atas pesantren, juga ajaran Islam, di dalam film tersebut juga menjadi penanaman ide-ide yang selama ini telah merusak kaum Muslim. Diantara ide-ide berbahaya bagi umat itu adalah ide kebebasan atau liberalisme. Sangat tampak sekali ada upaya mengalihkan ketaatan kepada Allah Swt kepada ide-ide liberalisme.

Seperti disampaikan Ali Mustafa Yakub yang juga menjadi Wakil Ketua Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI), ada dua hal yang menyakitkan umat Islam dalam film itu. Pertama, pencitraan Islam yang sangat buruk. Seolah-olah Islam mengajarkan yang tidak sesuai perkembangan zaman, misalnya, seorang perempuan tidak boleh keluar rumah untuk belajar dan sebagainya sesuai dengan mahromnya dan sebagainya itu.

Kedua, penggambaran salah tentang pesantren. "Pencitraan tentang pesantren sangat disayangkan sekali, bahkan saya berani mengatakan itu bukan hanya merusak citra saja tapi memfitnah itu," kata pemimpin Pondok Pesantren Daarus Sunna tersebut.

Penayangain Film tersebut di layar kaca oleh SCTV di tengah-tengah suasana Hari Raya Idul Adha, jelas sangat menyakiti umat Islam. Kaum Muslim hari ini tengah berbahagia, bersatu dalam ketaatan kepada Allah Swt., namun disakiti dengan penayangan yang berbau misi-misi liberal. Beberapa waktu lalu, stasiun serupa juga bermaksud menayangkan film yang menyakiti umat Islam, berjudul "?" yang akhirnya mendapat reaksi protes dari komponen umat Islam.

Di bawah sekularisme, media televisi yang semestinya menjadi media edukasi serta hiburan yang mendidik kerap kali menjadi sarana penyebaran budaya kebebasan. Hari raya haji misalhnya, yang semestinya kaum Muslim dapat merasakan suasana haru ibadah haji sejak hari arafah, ketika jutaan umat berkumpul di Arafah, malah diberikan tayangan-tayangan yang tidak ada kaitannya dengan hari raya.

Di samping dengan penayangan film-film yang menyisipkan ide-ide liberal, beberapa televisi nasional pun seringkali telah menjadi sarana untuk ikut serta menyebarkan budaya-budaya yang jauh dari Islam. Kaum Muslim disajikan dengan tayangan-tayangan yang jauh dari keteladanan, seperti konser musik campur baur laki-laki perempuan, acara-acara yang mengumbar aurat, sinetron-sinetron merusak, serta tayangan-tayangan lainnya.

Sungguh kaum Muslim di negeri yang bermayoritas muslim terbesar di dunia ini tidak bisa tinggal diam. Umat tidak membutuhkan media yang hampir tiap hari menyajikan acara-acara yang jauh dari tatanan nilai Islam.

Saatnya Umat Islam harus bersatu padu untuk membuang ide-ide liberal yang telah menjadi agenda Barat dalam rangka menghancurkan generasi kaum Muslim. Tanpa Khilafah, kaum Muslim terus menerus di bawah ancaman fitnah serta ide-ide liberal merusak tersebut.

Umat benar-benar membutuhkan satu kesatuan politik di bawah kepemimpinan Khilafah yang akan menyelamatkan generasi Islam dari cengkraman kaum liberal serta para kapitalis. Sudah saatnya, kaum Muslim bahu membahu bersatu berjuang untuk menegakkan syariah dan khilafah dengan dakwah tanpa kekerasan. Insya Allah, semakin dekat.

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.