Header Ads

200.000 Bergabung Dalam Aksi Protes di Hamma

Ratusan ribu rakyat Suriah turun ke jalan memprotes Presiden Bashar al-Assad, sehari setelah sekutu Suriah, Rusia mengkritik tajam terhadap Damaskus dalam sebuah resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa, Jum'at.



Seorang aktivis mengatakan, setelah sholat Jum'at di kota timur Deir al-Zour dan di Hamma, yang menjadi pusat oposisi selama empat dekade terhadap keluarga Assad. Militer terus melakukan kekerasan, dan pembantaian.

Di Hamma 200.000 rakayt bergabung aksi protes, ungkap Lembaga Hak-Hak Asasi yang berbasis di Inggris, yang merekam aksi protes yang disiarkan oleh televisi Al Jazeera, yang menunjukkan tiang gantungan di mana lima patung tiruan digantung, termasuk salah satu Assad.

Rusia menyusun rancangan resolusi tentang kekerasan ke Dewan Keamanan PBB, yang menawarkan kesempatan untuk panel 15 negara guna mengatasi kebuntuan dan menegaskan penghentian penumpasan yang dilakukan oleh Assad terhadap para demonstran di Hamma.

Diplomat Barat percaya resolusi Dewan Keamanan yang didukung oleh Rusia, sekutu lama Suriah dan pemasok senjata, diharapkan dapat mengatasi krisis. Suriah harus membayar mahal dengan pertumpahan darah, menghadapi sanksi ekonomi, yang terus membuat semakin lemahnya rezim Bashar al-Assad.

Departemen Ekonomi Turki mengatakan telah menyelesaikan pembicaraan untuk mulai barang-barang ekspor ke Mesir melalui laut dan dari sana darat ke negara-negara Teluk untuk menghindari Suriah, mulai Januari nanti.

Sementara itu, Markas Liga Arab di Kairo tidak memberi alasan pembatalan pertemuan. Sebuah pertemuan tingkat rendah komite menteri yang akan membahas situasi di Suriah di tunda, dan baru Sabtu besok, rencananya akan dilangsungkan di Qatar. Komite mencakup menteri luar negeri Mesir, Sudan, Oman, Qatar dan Aljazair.

Protes Jumat diadakan di bawah slogan "Liga Arab Membunuh kita", yang mencerminkan frustrasi demonstran 'pada apa yang mereka lihat sebagai respon lamban organisasi.

Di Dewan Keamanan PBB pada bulan Oktober, Rusia dan Cina memveto rancangan resolusi Eropa Barat yang mengancam sanksi. Rusia telah mengedarkan rancangan resolusi di Dewan Keamanan, yang masih belum disepakati oleh anggota Dewan keamanan.

Draf yang disusun oleh Rusia itu, "mendesak pemerintah Suriah untuk mengakhiri penindasan mereka, dan menggunakan hak kepada rakyat untuk kebebasan berekspresi, berkumpul secara damai dan berserikat".

Laporan oleh Human Rights Watch dan penyelidikan yang didukung PBB independen telah menilai bahwa pasukan pemerintah Suriah diberi wewenang untuk "menembak untuk membunuh" perintah ketika menghadapi demonstran. (mh/tm/eramuslim)


Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.