Header Ads

JIL Akui Kegagalannya Menyebarkan Paham Liberal

Selasa (13/12), Komunitas Epistemik Muslim Indonesia (KEMI) mengadakan bedah buku Pembaharuan pemikiran Islam di Indonesia. Mengambil tempat di Aula Student Centre UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, bedah buku menghadirkan sejumlah pembicara yang kerap menulis gagasan pemikiran liberalisme Islam. Diantaranya adalah Dawam Rahardjo, Kautsar Azhari Noer, Ulil Abshar Abdalla, Luthfi Asy Saukanie,dan Zainun Kamal. Tak ketinggalan Ioanes Rakhmat (Kritikus Kristen) didapuk jadi pembicara.



Pada kesempatan yang dihadiri 300 mahasiswa UIN itu, penggagas JIL, Luthfi Asy Sakunie secara jujur mengatakan bahwa gagasan pembaharuan Islam lewat jalan liberalisme sepanjang ini masih jauh dari harapan. Munculnya gerakan-gerakan fundamentalisme Islam, baginya, adalah bentuk kegagalan ide “pembaharuan”.

Senada dengan Luthfi, Ioanes Rakhmat, turut mengamini kenyataan itu. Menurutnya berkembangnya perda-perda Syariat adalah bukti metode pembaharuan Islam yang selama ini disuarakan kawan-kawan Islam Liberal belum ada, “Karena yang ada baru metode penafsiran teks,” katanya.

Meski berlatar belakang Kristen, ia menegaskan bahwa perjuangan membumikan pemikiran liberalisme Islam tidak boleh surut. Usaha-usaha itu tetap harus berjalan. Karena hanya dengan itu Islam akan maju di Indonesia.

Oleh karenanya, Ioanes mengusulkan agar Luthfi cs mulai terfikir terjun ke dunia politik. “Kalau kelompok Islam pembaharu tidak terjun ke dunia politik, maka kelompok Islam politik akan bertambah kuat,” tandasnya.

Usulan tersebut sempat ditolak oleh Zainun Kamal. Tokoh yang kerap menjadi penghulu pernikahan beda agama ini mengatakan politik bukanlah jalan terbaik bagi Islam Liberal. Berkaca dari partai-partai Islam maupun kelompok Islam saat ini yang hanya menjadikan Islam sebagai kendaraan politik. “Maka itu Ulil Abshar Abdalla dan Zuhairi Misrawi harus cepat taubat dari politik,” sanggahnya.

Ulil pun angkat suara. “Itu kan partai sektarian yang berbasis agama. Sedangkan saya di partai sekuler. Maka itu kita harus masuk partai sekuler,” pungkas fungsionaris Partai Demokrat itu yang sebelumnya sempat memuji ide sekularisme Erdogan dan melunaknya Ideologi Ikhwan di Mesir. (Pz/eramuslim)


Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.