Header Ads

Kasus GKI Yasmin, Lagi-lagi Masalah izin

Kasus gereja GKI Yasmin Kota Bogor yang oleh beberapa pihak ingin dijadikan isu politik dan isu sara ternyata tidak berhasil. Ini dikarenakan solidnya kaum muslim warga perumahan Taman Yasmin yang tergabung dalam Forkami. Mereka faham bahwa kasus pembangunan gereja GKI Yasmin adalah kasus hukum, pelanggaran prosedur, dan manipulasi tandatangan persetujuan warga oleh orang-orang GKI Yasmin. Salah seorang dari mereka telah diputus bersalah oleh pengadilan setelah diproses hukum.

Keistiqomahan para aktivis Forkami untuk terus berjuang dalam membuktikan ketidakberesan dalam proses pembuatan IMB sehingga IMB tersebut layak dicabut oleh Walikota Bogor dalam suratnya tertanggal 11 Maret 2011.

Untuk menyampaikan aspirasi serta mendukung keputusan Walikota Bogor sehubungan pencabutan IMB GKI Yasmin, karena pencabutan IMB tersebut adalah hak Deskresi Walikota dan sesuai dengan aturan serta hukum yang berlaku, maka pada Rabu (30/11) Forkami bersama umat Islam Bogor yang terdiri dari pimpinan Pondok Pesantren, Ormas Islam, para Ulama, Ketua DKM, dan Tokoh Masyarakat mendatangi kantor DPRD Kota Bogor. Mereka diterima oleh Ketua DPRD dan Fraksi-fraksi. Dalam pertemuan tersebut setiap fraksi mengemukakan pendapatnya terkait dukungan kepada walikota Bogor atas penyelesaian GKI Yasmin.

Sejumlah Fraksi dari Partai Demokrat, Golkar, PKS, dan Partai Gabungan (PPP, Gerindra, PAN berjanji akan melaksanakan aspirasi alim ulama, pimpinan Pondok Pesantren, Ormas Islam, tokoh masyarakat dan umat Islam Kota Bogor terkait penyelesaian kasus GKI Yasmin. Masing-masing fraksi menyatakan dukungannya terhadap walikota Bogor H. Diani Budiarto yang telah melaksanakan keputusan MA, membekukan IMB gereja, kecuali fraksi PDI-P yang dianggap ngambang dan plintat-plintut sehingga disuruh keluar oleh salah seorang umat Islam yang hadir di ruangan tersebut.

“Sudah, cukup…cukup…Sudah pak, jangan ngomong, percuma, ngambang, plintat-plintut. Sudah jelas, yang interplasi alias tidak setuju cuma PDIP sendiri, fraksi lain setuju. Fraksi PDIP mending keluar saja. Dan Pemilu besok, kita jangan pilih lagi PDIP,” kata seorang tokoh masyarakat Bogor yang sejak awal kritis dalam pertemuan tersebut.

Salah seorang kawan dari anggota DPRD yang berada di sebelahnya pun terpancing emosi, dan mengeluarkan kata-kata kasar sambil nunjuk-nunjuk ke arah umat Islam yang tergabung dalam Forkami. Lalu, merasa tertekan sendiri, tiga orang PDI-P keluar dari ruangan dengan hati yang jengkel. “Jangan bawa-bawa partai, ya sudah jangan pilih PDI-P nanti,” ujarnya dengan nada tinggi. Lalu oleh umat Islam, diawab, “Alhamdulillah…sorry ya gak akan pernah pilih PDI-P.” Suasana pun sempat memanas, namun tetap terkendali.

Sebelum ditutup Forkami menginginkan dalam sepekan setelah hari ini (30/11) DPRD telah selesai membuat draft masalah GKI Yasmin ini.

Usai acara di dalam Ketua Forkami Ahmad Iman berorasi untuk menginformasikan kesepakatan yang dihasilkan dengan DPRD. Forkami akan terus memantau dan mengawal pembuatan draft masalah GKI Yasmin.

Acara inipun akhirnya ditutup dengan do’a oleh ustadz Abdul Halim dari Forkami. (mzs/eramuslim.com)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.