FOTO: Inilah Para Syuhada Khalidiyah, Rezim Keji Assad Bantai Homs, Lebih dari 400 Syahid
Setidaknya 416 warga sipil tewas oleh pasukan keji Suriah di seluruh negeri, sementara Pasukan Kemerdekaan Suriah bersumpah untuk melawan rezim Bashar al-Assad. Abdul Basith Sarut, seorang pemuda penggerak aksi perlawanan terhadap rezim diktator Assad di Homs (Hims), mengatakan bahwa para syuhada telah mencapai 400 syahid di seluruh Homs.
Para aktivis berbicara kepada al-Jazeera pada Sabtu, mengatakan tentara telah menggunakan tank, mortir, dan senapan mesin dalam serangan pada lingkungan Khalidiyah, yang dimulai pada Jumat malam dan berlanjut hingga semalaman.
Rumah sakit umum utama benar-benar kewalahan dan warga mendirikan klinik darurat di masjid-masjid. Mereka juga kehabisan persediaan darah.
Para aktivis mengatakan pasukan pemerintah menargetkan lingkungan Bab Tadmour, Bab Dreib, dan Karm el-Shami secara bersamaan, sebagai kampanye militer di Khalidiyah diintensifkan.
"Ada pemboman non-stop di Bab Amr (lingkungan dari Homs)... mereka telah membombardir Bab Amr dan Khalidiyah non-stop dengan bom mortir dan tank-tank... itu hanya membombardir secara acak di atas atap," kata Danny Abdul Dayem, seorang aktivis mengatakan kepada al-Jazeera.
Sabtu pagi, militer anti rezim Assad mengintensifkan kampanyenya untuk melawan pasukan pemerintah keji Assad, telah menghancurkan sebuah bangunan intelejen di Homs, Suriah, Media Center melaporkan.
Beberapa jam kemudian, media center mengatakan bahwa ledakan besar terjadi di Hama dekat pintu masuk perbatasan Halab. Di daerah yang dikuasai al-Zabdani, para pejuang oposisi melanjutkan untuk mengepung sebuah bangunan keamanan pemerintah, kata Media Center.
Ammar al-Wawi, seorang petugas FSA, mengatakan bahwa tentara kemerdekaan bersumpah untuk melancarkan operasi lebih terhadap pasukan Assad termasuk menargetkan seperti markas militer dan kepolisian.
Awalnya, beberapa media melaporkan sekitar 138 orang tewas oleh tembakan mortir di Al-Khalidiyah, Homs, yang telah menjadi pusat perlawanan terhadap rezim kejam Assad.
Namun, para para aktivis mengatakan bahwa jumlah korban tewas di Homs saja mencapai 337 orang dan 1300 orang lainnya terlukan. Sedangkan, Abdul Basith, aktivis perlawanan rezim mengatakan sekitar 400 orang telah syahid di Khalidiyah.
Dilaporkan juga bahwa rumah sakit di Khalidiyah di Homs hancur, setelah menjadi target serangan.
Para penduduk mengatakan, pasukan Suriah mulai menembaki lingkungan Khalidiyah sekitar pukul 08.00 malam (18.00 GMT) pada hari Jumat dengan menggunakan artileri dan mortir. Mereka mengatakan sedikitnya 36 rumah hancur total, sementara anggota keluarga berada di dalamnya.
"Kami sedang duduk di dalam rumah ketika kami mulai mendengar penembakan. Kami merasa pemboman itu jatuh di kepala kami," kata Waleed penduduk Khalidiyah.
Sementara itu, para syuhada yang tewas juga menimpa di bagian lain kota. Sekitar 79 orang syahid di bagian Lain kota.
Warga yang mengaku dari Homs juga mengirimkan update melalui jejaring sosial. Satu diantara mereka berbicara tentang sebuah kota yang "berdarah" dan dibom berat dan yang lainnya menghitung "366 ledakan sejauh malam ini".
Beberapa pihak mengatakan kekerasan pecah ketika setelah puluhan ribu orang di seluruh Rusiah menentang tindakan keras pemerintah kejam Assad untuk menandai 30 tahun pembantaian 1982 di pusat kota Hama yang menewaskan puluhan ribu oleh rezim keluarga pendahulu Assad.
Homs meruapakan salah satu kota titik nyala perlawanan terhadap rezim Suriah, dan beberapa daerah, termasuk Khalidiyah, telah menjadi benteng para tentara pembela warga.
Bahkan, beberapa waktu lalu, puluhan ribu warga Homs berkumpul di Khalidiyah, mereka berikrar untuk tidak membiarkan daraha syuahada. Mereka juga menegaskan bahwa pertolongan dan kemenangan bukan datangan dari Liga Arab, PBB, Amerika, atau yang lainnya, melainkan dari Allah Swt., sembari mereka membaca surat an-Nasr (pertolongan).
Demikianlah, ketika kaum Muslim telah terpecah belah oleh ikatan semu nasionalisme, menyebabkan umat yang satu ini membiarkan saudara-saudara mereka dibantai rezim kejam Assad. Tanpa Khilafah, para tentara Muslim yang tersebar dari Maroko hingga Merauke hanya berdiam diri, sementara saudara-saudara mereka menejerit, menanti pertolongan.
Umat Islam benar-benar membutuhkan satu kesatuan politik di bawah naungan Khilafah Islamiyyah yang akan menyatukan seluruh kaum Muslim sedunia di bawah kepemimpinan seorang Khalifah. Amirul Mukminin inilah yang akan menjaga jiwa dan kehormatan umat, serta meninggikan panji-panji Rasulullah. Insya Allah, semakin dekat.
Allah Swt. berfirman, “Jika mereka meminta pertolongan kepadamu dalam agama, maka kamu wajib memberikan pertolongan.” (TQS. Al-Anfal [8]: 72). [m/alarabiya/aljazeera/syirian.revolution/syabab.com]
Para aktivis berbicara kepada al-Jazeera pada Sabtu, mengatakan tentara telah menggunakan tank, mortir, dan senapan mesin dalam serangan pada lingkungan Khalidiyah, yang dimulai pada Jumat malam dan berlanjut hingga semalaman.
Rumah sakit umum utama benar-benar kewalahan dan warga mendirikan klinik darurat di masjid-masjid. Mereka juga kehabisan persediaan darah.
Para aktivis mengatakan pasukan pemerintah menargetkan lingkungan Bab Tadmour, Bab Dreib, dan Karm el-Shami secara bersamaan, sebagai kampanye militer di Khalidiyah diintensifkan.
"Ada pemboman non-stop di Bab Amr (lingkungan dari Homs)... mereka telah membombardir Bab Amr dan Khalidiyah non-stop dengan bom mortir dan tank-tank... itu hanya membombardir secara acak di atas atap," kata Danny Abdul Dayem, seorang aktivis mengatakan kepada al-Jazeera.
Sabtu pagi, militer anti rezim Assad mengintensifkan kampanyenya untuk melawan pasukan pemerintah keji Assad, telah menghancurkan sebuah bangunan intelejen di Homs, Suriah, Media Center melaporkan.
Beberapa jam kemudian, media center mengatakan bahwa ledakan besar terjadi di Hama dekat pintu masuk perbatasan Halab. Di daerah yang dikuasai al-Zabdani, para pejuang oposisi melanjutkan untuk mengepung sebuah bangunan keamanan pemerintah, kata Media Center.
Ammar al-Wawi, seorang petugas FSA, mengatakan bahwa tentara kemerdekaan bersumpah untuk melancarkan operasi lebih terhadap pasukan Assad termasuk menargetkan seperti markas militer dan kepolisian.
Awalnya, beberapa media melaporkan sekitar 138 orang tewas oleh tembakan mortir di Al-Khalidiyah, Homs, yang telah menjadi pusat perlawanan terhadap rezim kejam Assad.
Namun, para para aktivis mengatakan bahwa jumlah korban tewas di Homs saja mencapai 337 orang dan 1300 orang lainnya terlukan. Sedangkan, Abdul Basith, aktivis perlawanan rezim mengatakan sekitar 400 orang telah syahid di Khalidiyah.
Dilaporkan juga bahwa rumah sakit di Khalidiyah di Homs hancur, setelah menjadi target serangan.
Para penduduk mengatakan, pasukan Suriah mulai menembaki lingkungan Khalidiyah sekitar pukul 08.00 malam (18.00 GMT) pada hari Jumat dengan menggunakan artileri dan mortir. Mereka mengatakan sedikitnya 36 rumah hancur total, sementara anggota keluarga berada di dalamnya.
"Kami sedang duduk di dalam rumah ketika kami mulai mendengar penembakan. Kami merasa pemboman itu jatuh di kepala kami," kata Waleed penduduk Khalidiyah.
Sementara itu, para syuhada yang tewas juga menimpa di bagian lain kota. Sekitar 79 orang syahid di bagian Lain kota.
Warga yang mengaku dari Homs juga mengirimkan update melalui jejaring sosial. Satu diantara mereka berbicara tentang sebuah kota yang "berdarah" dan dibom berat dan yang lainnya menghitung "366 ledakan sejauh malam ini".
Beberapa pihak mengatakan kekerasan pecah ketika setelah puluhan ribu orang di seluruh Rusiah menentang tindakan keras pemerintah kejam Assad untuk menandai 30 tahun pembantaian 1982 di pusat kota Hama yang menewaskan puluhan ribu oleh rezim keluarga pendahulu Assad.
Homs meruapakan salah satu kota titik nyala perlawanan terhadap rezim Suriah, dan beberapa daerah, termasuk Khalidiyah, telah menjadi benteng para tentara pembela warga.
Bahkan, beberapa waktu lalu, puluhan ribu warga Homs berkumpul di Khalidiyah, mereka berikrar untuk tidak membiarkan daraha syuahada. Mereka juga menegaskan bahwa pertolongan dan kemenangan bukan datangan dari Liga Arab, PBB, Amerika, atau yang lainnya, melainkan dari Allah Swt., sembari mereka membaca surat an-Nasr (pertolongan).
Demikianlah, ketika kaum Muslim telah terpecah belah oleh ikatan semu nasionalisme, menyebabkan umat yang satu ini membiarkan saudara-saudara mereka dibantai rezim kejam Assad. Tanpa Khilafah, para tentara Muslim yang tersebar dari Maroko hingga Merauke hanya berdiam diri, sementara saudara-saudara mereka menejerit, menanti pertolongan.
Umat Islam benar-benar membutuhkan satu kesatuan politik di bawah naungan Khilafah Islamiyyah yang akan menyatukan seluruh kaum Muslim sedunia di bawah kepemimpinan seorang Khalifah. Amirul Mukminin inilah yang akan menjaga jiwa dan kehormatan umat, serta meninggikan panji-panji Rasulullah. Insya Allah, semakin dekat.
Allah Swt. berfirman, “Jika mereka meminta pertolongan kepadamu dalam agama, maka kamu wajib memberikan pertolongan.” (TQS. Al-Anfal [8]: 72). [m/alarabiya/aljazeera/syirian.revolution/syabab.com]
Lihat Foto:
Tidak ada komentar