Header Ads

FPI: "Kemendagri Hanya Ikuti Opini Media"

Ketua Umum Front Pembela Islam (FPI), Habib Muhammad Rizieq Syihab dalam pernyataan resmi yang dirilis laman resmi FPI baru baru ini, mengatakan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) sudah dua kali membuat surat teguran untuk FPI. Pertama, tahun 2008 pasca Insiden Monas dengan alasan kekerasan FPI terhadap AKKBB dan Ahmadiyah.



Hanya saja, kata Habib Rizieq, surat itu dikeluarkan Kemedagri tanpa terlebih dahulu memanggil FPI untuk dimintai keterangan, tapi langsung menerbitkan Surat Teguran Pertama. Menariknya, teguran itu dinilai karena adanya tekanan opini yang dibuat media.

Sementara surat teguran kedua dikeluarkan pada tahun 2012 pasca Peristiwa Palangkaraya, dengan alasan kekerasan FPI terhadap gedung Kemendagri sebulan lalu.

"Lagi-lagi ini karena tekakan opini yang digalang media pasca peristiwa Palangkaraya, tanpa memanggil FPI untuk dimintai keterangan tentang peristiwa Kalteng tersebut, langsung menerbitkan Surat Teguran Kedua," kata Habib Rizieq, dalam tulisan bertajuk "Ironis, Kemendagri Hanya Bidik FPI", Kamis, (16/02/2012)

Melihat sikap Mendagri tersebut, kini, pihak FPI sedang mempertimbangkan untuk menarik semua berkas pendaftaran dari Kemendagri, karena menurutnya Kemendagri tidak pernah mengayomi maupun membina ormas, tapi hanya jadi mesin penghukum, bahkan menjadi alat politik untuk membonsai ormas yang tidak disukai Pemerintah.

Ironisnya, nilai Habib Rizieq, Kemendagri kini sudah jadi alat politik untuk menutupi korupsi partai Penguasa dengan mengkambing hitamkan ormas untuk pengalihan isu.

"Kemendagri sudah jadi drakula penghisap darah ormas. Kiranya, segenap ormas Islam harus mempertimbangkan kembali pendaftarannya ke Kemendagri, karena sama dengan masuk perangkap “syetan”," ujarnya.

Habib Rizieq bahkan mempertanyakan kenapa hingga kini belum pernah terdengar Kemendagri memberi satu pun surat teguran resmi kepada ormas mau pun orsospol yang terlibat berbagai kekerasan seperti pembakaran kantor Bupati atau gedung DPRD karena kalah Pilkada, atau tawuran dan perkelahian yang korbakan jiwa karena berebut lahan parkir dan lain sebagainya. "Ada apa???!!!," pungkas dia. (hidayatullah/170212/al-khilafah.org)


Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.