Header Ads

Protes Pembakaran Alquran, Demonstran Kepung Kompleks PBB, 25 Orang Tewas

Para pemrotes menyerang kompleks PBB dan terlibat perkelahian dengan polisi di Afghanistan utara, Sabtu. Satu orang tewas dalam aksi unjukrasa tersebut.

Ribuan pegunjuk rasa mengepung kompleks PBB di Kunduz, ketika aksi kekerasan meletus d seluruh kota itu, kata para saksi mata. Hingga hari kelima aksi protes terhadap pembakaran Alquran oleh pasukan NATO menjadi 25 orang.



Polisi di gedung PBB itu melepaskan tembakan ke udara sebelum mengarahkan senapan-senapan mereka ke para pengunjuk rasa, kata para saksi mata.

Para personel polisi sejauh ini berhasil mencegah massa memasuki kompleks itu, kata juru biara polisi Sarwa Hussaini kepada AFP dan menambahkan pasukan bantuan dikirim untuk melindungi kompleks itu.

Rumah sakit pusat kota itu mencatat seorang tewas dan delapan lainnya dirawat di satu pusat kesehatan yang dikelola kelompok dokter "Medecins Sans Frontiers." Ada protes-protes di paling tidak lima provinsi negara itu Sabtu menyangkut pembakaran Al Quran -- yang para tahanan gunakan untuk mengirim pesan-- di pangkalan udara AS di Bagram dekat Kabul.

Aksi protes juga terjadi di Mihtarlam, di provinsi Laghan. Sebanyak 15 demonstran mengalami luka tembak. Seorang pengunjuk rasa di Mihtarlam, bernama Abdullah menyebut jumlah pemrotes sekitar 2000 orang. Para pemrotes melakukan tindakan kekerasan dan melemparkan batu ke kantor gubernur. "Pasukan keamanan melepaskan tembakan-tembakan," ujarnya.

Di Sari Pul, pengunjuk rasa Mohammad Sadiq mengatakan "sekitar 5.000 orang" berkumpul di masjid Pul-e-Khisti. Mereka mengutuk pembakaran Alquran itu. Unjukrasa itu sejauh ini masih damai.

Di Logar, sekitar 200 orang sebagian besar mahasiswa turun ke jalan-jalan di distrik Muhammad Agha. "Mereka menutup jalan raya Kabul-Logar, dan meneriakkan yel-yel "Matilah Amerika dan Matilah Karzai."

Pemerintah Hamid Karzai dan misi yang dipimpin AS dan NATO di Afghanistan menyerukan masyarakat tenang dan menahan diri, takut gerilyawan Taliban berusaha memanfaatkan protes terhadap AS itu.(republika/250212/al-khilafah.org)


Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.