Header Ads

Aksi HTI Tolak Kapal Perang AS ! [+Foto]


Kedatangan tiga kapal perang AS dijadwalkan bersandar di Pelabuhan Tanjung Perak, 28 Mei – 6 Juni 2012. Kedatangan membawa misi latihan perang dengan TNI AL dan bakti sosial. Memang masyarakat tidak banyak tahu terkait misi kedatangan kapal perang AS. HTI sebagai partai politik yang fokus mengungkap makar penjajahan Asing (AS) mencium bau terselebung di balik kedatangannya. Oleh karena itu, Sabtu 26 Mei 2012, ribuan massa HTI dari Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik berkumpul. Aksi dilakukan di depan Gedung Grahadi, Taman Apsari, Surabaya.

 “Saudara-saudara, kedatangan tiga kapal dengan misi latihan bersama dan bakti sosial adalah bohong. Di balik itu ada agenda terselubung yaitu awal penjajahan militer. Ini sangat berbahaya. Selain itu tiga kapal yang datang adalah kapal yang digunakan untuk membunuh saudara-saudara kita di Irak, Afghanistan dan Timur Tengah.” ungkap Ismail Izzudin.

“Kedatangan tiga kapal perang juga untuk memetakan kekyaan alam Indonesia. Mereka ingin mengamankan aset-aset ekonomi yang di Indonesia. Selain itu, ini bentuk intervensi AS ke Indonesia sebagaimana perjanjian Comprehenship Partnership AS-Indonesia,” beber Arif Firmansyah.

“Di sisi politik, ini bentuk hegemoni pada Indonesia. Amerika menjajakan Demokrasi dan War on Terorisme di Indonesia. Inilah bukti kekalahan Indonesia sehingga didikte dan mau menjadi antek-anteknya.” Abdus Salam membeberkan fakta politik.

“AS adalah negara kafir harbi fi’lan. Haram bagi Indonesia melakukan hubungan apa pun. Jelas kedatangan kapal perang AS harus ditolak.”ungkap Iffin.

Pembacaan Press Release HTI semakin meneguhkan sikap HTI dan memperjelas penolakan kedatangan kapal perang AS. HTI menyatakan:
  1. Menolak kehadiran kapal perang AS di Indonesia dan menolak pula latihan perang yang hendak diselenggarakan di perairan Indonesia karena hal itu merupakan bentuk (awal) intervensi militer yang tidak lain untuk mengokohkan dominasi politik dan ekonomi AS di negeri ini.
  2. Menyerukan kepada pemerintah Indonesia untuk tidak melanjutkan rencana latihan perang bersama tentara AS itu, dan menolak kehadiran tentara AS dalam bentuk apapun, dalam jumlah berapapun, dan di wilayah manapun karena kehadiran pasukan AS tidak bias diartikan lain kecuali sebagai (awal) intervensi militer di wilayah Indonesia untuk mengokohkan dominasi AS atas negeri ini. Hal inij elas bertentangan dengan prinsip kemerdekaan, dan secara ekonomi, belum apa-apa kehadiran pasukan AS yang membuat pelabuhan Tanjung Perak harus ditutupj uga bakal merugikan para pelaku ekonomi.Bila pemerintah membiarkan saja rencana kehadiran tentara AS dan latihan perang bersama mereka tetap berlangsung, hal itu menunjukkan bahwa pemerintah telah tunduk kepada kepentingan AS.
  3. Menyerukan kepada umat Islam untuk sungguh-sungguh berjuang bagi tegaknya kembali syariah dan khilafah, karena syariahlah yang benar-benar akan mewujudkan kebaikan dan kemerdekaan, menggantikan sekularisme dan kapitalisme, sedang khilafah akan benar-benar melindungi seluruh negeri muslim, termasuk Indonesia, dari intervensi kekuatan asing dalam segala bentuknya.
Aksi ini diakhiri dengan doa. Massa HTI berharap semoga aksi mereka betul betul didengarkan oleh pemegang kebijakan. Baik tingkat daerah yaitu Gubernur Jatim, Soekarwo. Lebih-lebih pemerintah pusat . (LS Jatim)[al-khilafah.org]




Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.