Header Ads

Izinkan Lady Gaga, SBY Tunduk Kepada Dubes AS !

Kehadiran Lady Gaga sebagai duta iblis Kapitalisme semakin tampak. Bukan sekedar ekspresi seni kehadiran ratu illuminati pemuja iblis ini ini membawa misi budaya kapitalisme yang merusak, liberal , dan anti agama. Tidak mengherankan kalau Kedubes Amerika sampai campur tangan mengurusi konser Lady Gaga. Bagi Dubes Amerika , Lady Gaga adalah simbol kebebasan (liberalisme)



Sebagaimana yang diberitakan situs inilah.com (22/05) Duta Besar (Dubes) Amerika Serikat untuk Indonesia Scott Marciel menilai penolakan konser Lady Gaga adalah bentuk pembatasan terhadap kebebasan. Sebab, Lady Gaga adalah seniman yang juga sebagai artis. Walau banyak yang menyebut Lady Gaga menyebar paham lesbian.

Menurutnya Amerika percaya terhadap kebebasan berekspresi dan toleransi. Artis atau seniman itu adalah simbol dari kebebasan berekspresi dan menurut Amerika ini hal yang bagus sekali.

Amerika, lanjutnya, tidak meragukan Indonesia adalah negara yang demokratis. Itu juga tidak menjadi persoalan jika dikaitkan dengan konser Lady Gaga. Hanya, ada sekelompok kecil yang menolak dan menurutnya itu yang menjadi perhatian.

Duta Besar (Dubes) Amerika Serikat untuk Indonesia Scott Marciel, mengakui mengirim tim keamanan ke Polri guna membahas rencana konser Lady Gaga. Dengan gaya diplomasinya, Dubes mengatakan tidak melakukan intervensi tapi dia berharap kepolisian juga mempertimbangkan pendapat mayoritas masyarakat Indonesia.

Apa yang dilakukan Scott Marciel jelas merupakan bentuk intervensi meskipun dengan menggunakan jurus ‘soft diplomasi’ . Dalam hubungan diplomatik , pernyataannya sebagai representasi negara Amerika itu adalah bentuk ancaman dan tekanan buat RI, meskipun dalam bentuk soft. Hal itu diperkuat dengan sikap kedubes AS yang mengirim tim keamanan ke Polri.

Pendapat Scott yang mengatakan hanya sekolompok kecil yang menolak juga patut dipertanyakan. Hampir semua ormas Islam seperti Muhammadiyah, HTI, PITI, FPI , Al-Irsyad, Hidayatullah, Syarikat Islam, FUI, Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII), dan lain-lain. Termasuk MUI yang telah dengan tegas menolak kehadiran pengusung lesbianisme ini.

Dari kalangan NU , sikap tokoh NU KH Hasyim Muzadi juga jelas menolak Lady Gaga, meskipun terdapat oknum-oknum NU yang dikenal berpaham liberal bersikap tidak tegas. Ulama-ulama di pesantren grassroot (akar rumput) yang mukhlis dengan santri-santrinya juga dipastikan akan menolak Ladi Gaga sebagai bentuk penolakan simbol kemunkaran.

Beberapa partai utama di Indonesia seperti PPP dan PKS juga dengan tegas menolak. Lantas darimana Scott mengetahui bahwa mayoritas masyarakat menerima Lady Gaga ?

Dubes AS ini mengkaitkan kelompok penolak Lady Gaga ini dengan kekerasan. Propaganda murahan. AS tidak perlu mengkuliahi kami kaum muslim tentang kekerasan. Bagaimana dengan kekerasaan negara yang Amerika di Irak, Pakistan, Afghanistan, Yaman, Sudan yang telah mengorbankan jutaan kaum muslim ?

Liberalisme sendiri adalah pemikiran yang berbahaya dan pertentangan dengan Islam. Liberalisme merupakan paket siplis (sekulerisme, pluralism, dan liberalisme) yang telah diharamkan oleh MUI dalam fatwanya. Tidak hanya itu, liberalisme yang menjadi pilar dari sistem kapitalisme telah menjadi sarana penjajahan yang merusak negeri Islam termasuk Indonesia.

Lewat liberalisme politik, Indonesia dijauhkan dari syariah Islam. Liberalisme politik juga menjadi dasar dari sistem demokrasi yang menyerahkan kedaulatan pembuat hukum kepada hawa nafsu manusia atas nama suara terbanyak.

Sementara itu liberalisme ekonomi telah menjadi jalan penjajahan Barat untuk mengeksploitasi kekayaan alam Indonesia atas nama prinsip pasar bebas, perdagangan bebas.

Tidak puas dengan itu Barat juga dengan gencar mempromosikan dan memaksa liberalisme tingkah laku. Menyebarluaskan budaya liberal. Target utamanya adalah keluarga dan anak-anak muda muslim.

Dengan liberalisme tingkah laku ini akan menjauhkan anak-anak muslim dari agama, menyebarluaskan kemaksiatan, pornografi dan porno aksi, lesbianisme dan homoseksual. Dan Lady Gaga adalah duta Iblis untuk liberalisme budaya Indonesia.

Pesan-pesan liberalisme dari Lady Gaga sangat tampak dalam berbagai lirik lagu dan konsernya. Salah satu lirik lagunya ‘Born This Way’ yakni,..No matter gay, straight, or lesbian, transgendered life…I’m on the right track, baby I was born to survive.” Tidak peduli gay, lurus, lesbian, kehidupan yang benar. Saya berada di jalur yang benar. Setiap kali aksi konsernya,

Lady Gaga tidak lepas dari sensasionalnya, yakni menampakkan aurat dan meliukkan tarian erotis. Dia bercita-cita menciptakan parfum yang terbuat dari sperma dan darah. Dia menyatakan, menikah hanya akan merusak karier seseorang

Kalaulah Presiden SBY sebagai pemimpin tertinggi negara ini yang juga membawahi Poliri mengizinkan konser Lady Gaga, lagi-lagi menunjukkan sang presiden sebagai antek negara-negara liberal. SBY artinya telah tunduk pada tekanan asing yaitu negara imperialism seperti Amerika untuk merusak bangsa ini dengan budaya liberal.

Apalagi SBY dalam waktu yang hampir bersamaan memberikan keringanan hukuman kepada ratu mariyuana Corby selama lima tahun. Padahal berdasarkan putusan kasasi, Mahkamah Agung menghukum Corby dengan hukuman 20 tahun penjara dengan alasan bahwa narkotika yang diselundupkan ke Pulau Dewata termasuk kelas I atau tergolong berbahaya. MA juga menolak pengajuan Peninjauan Kembali (PK) kasus tersebut.

Walhasil, kalau konser Lady Gaga dizinkan berarti hal ini melengkapi, ketertundukan SBY kepada Barat di bidang ekonomi, politik, dan hukum yang telah berlangsung selama ini . SBY tunduk secara totalitas !(Farid Wadjdi) [HTIPress/al-khilafah.org]

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.