Header Ads

Amerika Serikat Semakin Brutal, Serangan Drone Bunuh 17 Muslim

Amerika Serikat kembali menunjukkan kebrutalannya. Serangan Drone AS membunuh hingga 17 orang di utara Waziristan,yang merupakan serangan dalam tiga hari berturut-turut di Pakistan. Seperti biasa umat Islam dibunuh dengan tuduhan teroris atau militan, vonis yang hanya dimiliki oleh negara imperialis itu. Meskipun fakta menunjukkan berkali-kali yang terbunuh adalah rakyat sipil.


Sebagaimana dilaporkan Guardian (4/06) , mengutip sumber keamanan, AS melancarkan empat rudal dari pesawat Drone dan telah menewaskan hingga 17 orang di Pakistan barat laut, meningkatkan ketegangan hubungan antara Washington dan Islamabad.

Seperti biasanya, Amerika mengklaim operasi itu menargetkan sebuah dusun di Waziristan Utara pada hari Senin, yang dianggap wilayah penghubung bagi al-Qaeda dan para pejuang Taliban melancarkan pemberontakan di kedua sisi perbatasan Afghanistan-Pakistan.

Muhammad Nawaz, seorang tetua suku di Waziristan Utara mengatakan ada peningkatan serangan drone dimana “rakyat merasa diteror karena kami sering mendengar suara pesawat drone di langit.

Bill Roggio, seorang analis yang mengelola situs Long War Journal, mengatakan serangan-serangan tersebut menekankan “betapa buruknya hubungan Pakistan dan AS saat ini”. “Kedelapan serangan terakhir terjadi setelah pertemuan puncak NATO,” katanya. “Serangan itu dihentikan dalam upaya membujuk Pakistan untuk membuka kembali jalur pasokan tetapi ketika Pakistan tidak melakukannya, AS mengaktifkan serangan kembali.”

Serangan membabi-buta pesawat drone ini dikecam banyak pihak. Amos Guiora Profesor hukum di University of Utah prihatin atas kebijakan Obama (Guardian .co.uk,2/6). Guiora mengaku “sangat prihatin” Menurutnya metodelogi yang dipakai Amerika untuk memutuskan siapa yang dianggap teroris adalah loosey goosey (ceroboh dan tidak tepat). Dalam daftar pembunuhannya, pemerintahan Obama mendefinisikan militan sebagai setiap laki-laki berusia militer yang berada di zona serangan ketika serangan drone dilangsungkan.

Sebagian orang melihat Obama sebagai presiden yang melihat lebih canggih pada isu-isu terorisme dibandingkan pendahulunya, George W Bush. Namun, Guiora malah memandangnya sama dengan Bush, hanya dia jauh lebih antusias dalam masalah berperang dengan drone.

Sementara itu , Bapak Pendiri program nuklir Pakistan Dr Abdul Qadir Khan mengatakan bahwa Pakistan mampu menembak jatuh pesawat tak berawak AS tapi perlu keberanian untuk melakukannya.

Ia berbicara pada sebuah televisi swasta pada hari Senin saat negara memperingati Youme-e-takbir, hari ketika Pakistan menjadi kekuatan nuklir ketujuh dunia dan negara nuklir satu-satunya di dunia Muslim.

Khan mengatakan, “Kami memiliki kemampuan untuk menembak jatuh pesawat semacam itu 15 tahun lalu di laboratorium penelitian Kahuta dengan membuat senjata berpeluncur roket.

” Kami disiksa, kami diserang oleh pesawat drone tetapi kami tidak melakukan apapun. Helikopter datang, melanggar kedaulatan kita, tetapi kami tidak melakukan apapun, “kata ilmuwan nuklir itu.

“Militer kami telah mengambil sumpah bagi pertahanan negara, apa yang terjadi sumpah itu?” tambah Khan. [HTIPress/al-khilafah.org]

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.