Header Ads

HTI: Intoleransi, HAM Topeng Imprealisme

Merespon tuduhan Dewan HAM PBB terhadap umat Islam Indonesia yang mereka nilai Intoleransi. MUI dan umat Islam seluruhnya tidak boleh bersikap defensif apologetic (red;sikap tertuduh) terhadap Intoleran dan HAM. “MUI dan umat Islam jangan bersikap  defensif apologetic, sebab itu merupakan topeng untuk kepentingan Imprealisme,” ujar Ustadz Harits Abu Ulya, Lajnah Fa’liyah DPP HTI saat rapat MUI bersama ormas, Kamis (7/6) di Kantor MUI Jakarta.


Serta berkaitan langkah-langkah yang ditempuh setara Institute dan jaringan liberal yang mencoba menggugat tentang polisi syariah di tasyikmalaya terhadap Implementasi Perda no 12 tahun 2009.

“Tentang pandangan Setara Institute terhadap Implementasi perda no 12 tahun 2009, mereka menganggap hal itu diskriminatif dan mengakomodir keinginan kelompok-kelompok yang Intoleran, (seperti release Setara, Rabu 6/6),” paparnya.

Menurutnya, ada perselibatan antara pihak Gereja dan Jaringan Liberal yang berbentuk LSM seperti Wahid Institute dan Setara untuk mengadvokasi dua Isu utama yakni Gereja Yasmin dan Gereja Bekasi serta isu Ahmadiyah. Dimana dewan HAM PBB mempersoalkan Intoleransi di Indonesia. “Ini adalah hasil dari perselibatan,” tandasnya.

Ustadz Harits menambahkan agar MUI bersikap tegas dan pentingnya data-data pembanding bisa mengungkap hal sebaliknya. “Yang justru sebenarnya Intoleransi banyak dialami Umat Islam diberbagai tempat ketika umat Islam Minoritas,” terangnya dihadapan para Tokoh ormas.[] [mediaumat/al-khilafah.org]

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.