Header Ads

Tokoh Umat Jateng : Saatnya Persiapan Penegakan Khilafah Dan Sesudahnya !

Khilafah adalah model negara terbaik yang menyejahterakan. Saat ini sudah terlalu terlewat untuk membicarakan mengenai hukum atau dalil mengenai keharusan tegaknya khilafah, karena sudah jelas di Alqur’an, Hadits, Qiyas maupun Ijma para shahabat. Sekarang adalah saatnya menyongsong bagaimana khilafah tegak dan sesudahnya. Demikian disampaikan Sholahuddin, salah satu pembicara dari Konferensi Tokoh Umat (KTU) Jawa Tengah yang diselenggarakan DPD I HTI Jateng di Convention Hall Masjid Agung Jawa Tengah (3/6).


Gedung yang hanya berkapasitas ideal 2000 ini diisi dengan 2500 lebih peserta, sehingga cukup membuat gedung terlihat penuh oleh para tokoh se Jateng. Peserta datang dari berbagai penjuru Jawa Tengah, dari Brebes hingga Rembang, dari Cilacap hingga Wonogiri. Tokoh yang hadir di KTU Jateng ini terdiri dari berbagai macam tokoh dari  ulama, pengusaha, intelektual/akademisi, hingga birokrasi.

Sebelum acara dimulai suguhan nasyid  diiringi rebana  dibawakan secara apik oleh beberapa syabab dan calon syabab. Tayangan multimedia berupa ucapan selamat datang dan looping kegiatan HTI terpampang jelas di satu layar lebar di tengah dan dua layar pendukung di sebelah kiri dan kanan di depan peserta. Dengan dukungan sound system 15000 watt membuat suasana gedung menjadi membahana. Kemudian acara dibuka oleh dua  MC yang cakap membangun suasana penuh gelora yaitu Rohmadi yang penuh semangat, Miladuna Dzikron.

Acara dimulai dengan opening speech dari  Abdullah IAR,   sebagai Ketua DPD I HTI Jawa Tengah. Abdullah menjelaskan mengenai posisi dakwah Hizbut Tahrir sekarang adalah dalam masa interaksi yang intens dengan umat, memiliki rencana serius untuk penegakan syariah dan khilafah. Abdullah juga mengajak umat khususnya para tokoh untuk segera mendukung dan bergabung berjuang bersama Hizbut Tahrir dalam perjuangan mulia ini.

Pada sesi pertama, Choirul Anam sebagai pembiacara I, menyampaikan mengenai Pengelolaan Kekayaan Alam dan Energi, serta sumbangan Islam untuk Indonesia. Anam menggambarkan mengenai kondisi pengelolaan sumber daya alam yang carut marut tidak memberikan dampak kesejahteraan bagi umat. Bahkan kekayaan alam ini terkuras secara sistemik oleh swasta Asing, dia menggambarkannya dengan bendera bendera negara asing  yang tersebar mengelola dan menguras kekayaan alam Indonesia. Dengan institusi Khilafah, semua itu akan tertangani dengan baik. Kekayaan alam harus dikelola oleh negara dan hasilnya dikembalikan kepada umat.

Setelah selingan penayangan multimedia mengenai dengan tajuk Khilafah Model Terbaik Negara yang menyejahterakan, disambung langsung dengan paparan sesi kedua oleh Muhammad Sholahuddin mengenai politik ekonomi Islam untuk pertumbuhan yang stabil dan menyejahterakan. Sholahudin menggambarkan dengan jelas bagaimana khilafah akan menangani berbagai kebutuhan umat, dengan jalan yang diridloi Alloh.
Sesi tanya jawab diisi dengan tanggapan beberapa tokoh Jateng. Di antaranya Prof Inu Kencana, KH Ahmad Kamal, Prof Dr Rofiq Anwar, dan Ibu  Iin. Kesemuanya memberikan dorongan semangat dan dukungannya yang sangat jelas   untuk penegakan syariah dan khilafah. Bergemuruhlah teriakan takbir oleh peserta.

Acara terakhir adalah pidato politih Hizbut Tahrir, dibawakan oleh Reza Rosyadi, dari DPP HTI menyampaikan dan mengajak seluruh komponen untuk bersama Hizbut Tahrir bejuang menegakkan Khilafah. Motivasi ini harus didorong dengan keimanan yaitu Akqidah Islam, bukan semata bahwa khilafah akan menyejahterakan. [HTIPress/al-khilafah.org
 
 

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.