Header Ads

Kedubes Baru AS Dinilai Lebih Bahaya Dari NAMRU

Dalam sejarahnya, Amerika Serikat (AS) tidak pernah melepaskan aktivitasnya di Indonesia tanpa dibarengi kegiatan intelijen. Berkaca pada kasus The US Naval Medical Reseach Unit (NAMRU), AS akan lebih leluasa melakukan aktvitas intelijen di Indonesia dengan Kedubes barunya yang sedang direncanakan. Demikian dikatakan Koordinator Indonesian Crime Analyst Forum (ICAF), Musthofa B. Nahrawardaya.


“Jadi saya kira ini lebih berbahaya dari NAMRU,” tandasnya kepada hidayatullah.com, Jum’at, (26/07/2012) lalu di Jakarta.

Kedubes adalah sebuah tempat di mana sebuah negara memiliki kedaulatannya sendiri. Artinya, AS memiliki hak mengatur kepentingannya sendiri tanpa ada intervensi pihak luar.

“Apalagi ini tanah mereka, jadi orang Indonesia tidak harus ada di sana,” tambahnya.

Dengan mendirikan Kedubes barunya, pengurus Majelis Pustaka dan Informasi PP Muhammadiyah ini mensinyalir Indonesia akan semakin dibuat ketergantungan dengan AS.

“Sekarang tempe saja kita impor dari mereka, bahkan ada susu Amerika khusus untuk Indonesia,” ujarnya

Hingga saat ini Pemerintah Indonesia belum merespon secara serius pembangunan Kedubes baru AS ini. Kata Musthofa, pemerintah memang tidak bisa diharapkan untuk banyak berbuat karena selama ini mereka memiliki hutang budi kepada AS.

“Pemerintah ini kan cecunguknya Amerika, malah mereka mungkin bermimpi Obama bisa berkantor di sini,” gusarnya.

Maka dalam hal ini umat Islam memiliki peran penting melakukan upaya penolakan atas rencana Kedubes baru AS ini yang sedianya rampung dalam lima tahun.

“Jika dibiarkan, ini bisa bahaya,” pungkasnya waspada.

Seperti diketahui, pihak Amerika mengabarkan sedang menyiapkan sebanyak US$ 450 juta (sekitar Rp 4,2 triliun)  untuk memugar kantor Kedubes nya di Jakarta.

Sebelumnya, Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) sempat melakukan pernyataan sikap menolak dengan alasan, gedung tersebut hanya akan digunakan sebagai kegiatan mata-mata. [hidayatullah/al-khilafah.org]

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.