Header Ads

PBNU: Presiden Mesti Ambil Inisiatif Bantu Rohingnya

Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mendesak Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengambil inisiatif untuk menolong dan membantu etnis Rohingnya yang makin memprihatinkan dari bahaya pembersihan etnis.


Pembakaran perkampungan dan pengusiran mereka yang terjadi di Provinsi Rokhine, Myanmar, merupakan aksi yang tidak bisa dibiarkan oleh dunia internasional.

Demikian disampaikan Ketua PBNU H. Slamet Effendy Yusuf  MSi, pada wartawan di Jakarta, Ahad (29/7/2012) dalam merespon tragedi kemanusiaan etnis Rohingnya.

“Pembiaran pembantaian terhadap etnik Rohingnya seperti selama ini kita saksikan, harus dihentikan. Apalagi, apa yang terjadi sekarang ini merupakan puncak perlakuan diskriminatif yang sudah lama berlangsung terhadap etnik Rohingnya, yang beragama Islam,”  katanya mengingatkan, dilansir laman NU.

Karena itu menurut Ketua MUI Pusat ini,  Indonesia sebagai negara yang dituakan di negara ASEAN, maupun negara muslim terbesar di dunia, seharusnya mengambil inisiatif untuk menyelesaikan masalah ini. Jadi, sangat tidak elok jika pemerintah Indonesia hanya menjadi penonton dalam tragedi kemanusiaan ini.

Yang pasti, lanjut Slamet, Presiden SBY dalam waktu singkat dan mendesak ini harus melakukan upaya diplomatik konkret, baik secara bilateral maupun multilateral bahwa praktik pelanggaran atas prinsip kemanusiaan seperti dialami oleh etnik Rohingnya, harus segera diakhiri.

“Dan, PBNU sangat berharap pemerintah berperan aktif dalam masalah ini,” tambah mantan Ketua Umum PP GP Ansor ini. [hidayatullah/al-khilafah.org]

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.