Populasi Yahudi di Tepi Barat Meningkat
Populasi Yahudi di Tepi Barat dilaporkan meningkat pesat. Tahun lalu, populasi Yahudi hanya 15 ribu jiwa. Kini, jumlahnya mencapai 350 ribu jiwa. Demikian menurut Badan Kependudukan Israel, Jumat (27/7).
Laporan itu menyebut jumlah pemukim di Tepi Barat meningkat 4,5 persen sejak tahun lalu dan jumlahnya naik dua kali lipat sejak 12 tahun terakhir. Di luar naiknya jumlah pemukim Yahudi, populasi Yahudi di perbatasan Yerusalem Timur, masa sebelum perang Arab-Israel 1967 mencapai 300 ribu orang.
Pihak Paletina berpendapat semakin banyak pemukim Yahudi akan menyulitkan upaya pembentukan dua negara terpisah di Tepi Barat, Yerusalem Timur dan Jalur Gaza. Kesulitan itu sudah dimulai ketika serangan kekerasan dilakukan pemukim Yahudi terhadap warga Palestina.
Amerika Serikat, sekutu utama Israel, secara konsisten mengkritik pembangunan permukiman Israel di wilayah Palestina. "Kami tidak menerima legitimasi pemukiman Israel. Kami terus menentang setiap upaya untuk melegalkan pemukiman," menurut Patrick Ventrell, Juru bicara Departemen Luar Negeri, AS.
Salah seorang pemukim Yahudi, Dani Dayan mengatakan keberadaan pemukim Yahudi merupakan fakta yang tidak dapat diubah. Menurutnya, mencoba untuk menghentikan pemukiman adalah usaha yang sia-sia. "Negara barat perlu melakukan pendekatan ulang untuk menyelesaikan konflik Israel-Palestina. Mereka harus mengakui tidak ada solusi dalam waktu dekat," katanya. [republika/al-khilafah.org]
Laporan itu menyebut jumlah pemukim di Tepi Barat meningkat 4,5 persen sejak tahun lalu dan jumlahnya naik dua kali lipat sejak 12 tahun terakhir. Di luar naiknya jumlah pemukim Yahudi, populasi Yahudi di perbatasan Yerusalem Timur, masa sebelum perang Arab-Israel 1967 mencapai 300 ribu orang.
Pihak Paletina berpendapat semakin banyak pemukim Yahudi akan menyulitkan upaya pembentukan dua negara terpisah di Tepi Barat, Yerusalem Timur dan Jalur Gaza. Kesulitan itu sudah dimulai ketika serangan kekerasan dilakukan pemukim Yahudi terhadap warga Palestina.
Amerika Serikat, sekutu utama Israel, secara konsisten mengkritik pembangunan permukiman Israel di wilayah Palestina. "Kami tidak menerima legitimasi pemukiman Israel. Kami terus menentang setiap upaya untuk melegalkan pemukiman," menurut Patrick Ventrell, Juru bicara Departemen Luar Negeri, AS.
Salah seorang pemukim Yahudi, Dani Dayan mengatakan keberadaan pemukim Yahudi merupakan fakta yang tidak dapat diubah. Menurutnya, mencoba untuk menghentikan pemukiman adalah usaha yang sia-sia. "Negara barat perlu melakukan pendekatan ulang untuk menyelesaikan konflik Israel-Palestina. Mereka harus mengakui tidak ada solusi dalam waktu dekat," katanya. [republika/al-khilafah.org]
Tidak ada komentar