Header Ads

Merdeka!! Anggaran Pendidikan Naik, Tapi Kok Sekolah Roboh Masih Banyak?

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan, dalam RAPBN Tahun 2013 anggaran pendidikan direncanakan sebesar Rp331,8 triliun atau naik 6,7 persen. Angka ini berarti sebesat 22 % dari jumlah anggaran pendapatan tahun 2013 yang direncanakan mencapai Rp1.507,7 triliun.



"Dalam RAPBN Tahun 2013 kita tetap dapat memenuhi lagi amanat konstitusi untuk mengalokasikan anggaran pendidikan sebesar 20 persen dari APBN. Kita bersyukur, dari tahun ke tahun alokasi anggaran pendidikan dapat terus kita tingkatkan. Dan tahun 2013 mendatang kita rencanakan sebesar Rp331,8 triliun atau naik 6,7 persen," kata SBY ketika menyampaikan keterangan Pemerintah atas RUU tentang RAPBN 2013 beserta Nota Keuangannya di depan Rapat Paripurna DPR RI di Jakarta, Kamis malam (16/8/2012).

Pada tahun 2011, anggaran pendidikan telah mencapai Rp266,9 triliun dan tahun ini, jumlahnya meningkat menjadi Rp310,8 triliun.

Menurut SBY, anggaran pendidikan yang makin besar itu harus digunakan dengan sebaik-baiknya, untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan memperluas jangkauan pemerataan pendidikan.

"Untuk meningkatkan partisipasi pendidikan di semua jenjang pendidikan, alokasi anggaran pendidikan tetap kita prioritaskan untuk melanjutkan pemberian Bantuan Operasional Sekolah (BOS) bagi 45,0 juta siswa setingkat SD/MI/Salafiyah Ula dan SMP/MTs/Salafiyah Wustha," katanya.

Selain itu, Pemerintah juga akan memulai pelaksanaan Pendidikan Menengah Universal (PMU), antara lain melalui penyediaan BOS pendidikan menengah bagi 9,6 juta siswa SMA/SMK/MA.

Untuk mendukung pelaksanaan PMU, Pemerintah sedang mempersiapkan penyediaan guru serta pembangunan sarana dan prasarana pendidikan yang diperlukan.

"Pelaksanaan PMU diharapkan dapat meningkatkan APK jenjang menengah, memperkecil disparitas antar daerah, dan memperkuat pelayanan pendidikan vokasi," katanya.

Melalui anggaran pendidikan itu pula, Pemerintah merencanakan pembangunan 216 Unit Sekolah Baru (USB), dan lebih dari 4.550 Ruang Kelas Baru (RKB) SMA/SMK/SMLB.

Pemerintah juga melakukan rehabilitasi ruang-ruang kelas SMA/SMK/MA yang rusak, serta memulai rehabilitasi sekitar 23.000 ruang kelas SMA/SMK yang rusak berat, dan sebanyak 30.350 ruang kelas SD/SMP yang rusak sedang.

"Dengan anggaran pendidikan itu, kita akan melanjutkan penyediaan Bantuan Siswa Miskin (BSM) bagi sekitar 14,3 juta siswa/mahasiswa, dan memberikan beasiswa prestasi bagi sekitar 220 ribu siswa/mahasiswa," katanya.

Sementara untuk meningkatkan kualitas pendidikan, pada 2013 Pemerintah akan melanjutkan pelaksanaan sertifikasi guru bagi lebih dari 325 ribu guru di sekolah/madrasah.

Ia mengatakan, pelaksanaan sertifikasi akan didahului dengan Uji Kompetensi bagi Guru yang belum bersertifikasi, untuk memastikan bahwa mereka adalah guru dengan kompetensi profesional dan pedagogik yang memadai.

Melalui uji kompetensi ini pula, semua pihak berharap dapat memperoleh gambaran mengenai kebutuhan pelatihan bagi guru-guru yang nilainya belum memenuhi syarat.

"Dengan berbagai langkah kebijakan dan program itulah, Insyaallah, pada tahun 2013 mendatang, kita dapat mewujudkan pendidikan yang lebih merata dan lebih berkualitas kepada warga bangsa di seluruh tanah air," katanya.

Ratusan Ribu Sekolah Rusak

Meski anggaran pendidikan lebih dari 20% dari jumlah APBN, nyatanya masih banyak fasilitas pendidikan yang rusak. Sekolah-sekolah rusak dan roboh belum bisa diperbaiki. Parahnya, kondisi mengenaskan ini bukan hanya ada di luar pulau Jawa, tetapi di ibukota DKI Jakarta juga terjadi.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menemukan ada 2.531 sekolah di DKI Jakarta yang rusak berat. Menurut Mendikbud, M. Nuh, kebanyakan berada di daerah Jakarta Utara.

Sekolah yang rusak berat juga banyak terdapat di Jawa Barat (21 ribu) dan Jawa Timur Untuk (18 ribu). “Hampir di seluruh provinsi ada sekolah rusak. Tapi untuk persentase tertinggi ada di Nusa Tenggara Barat (NTB, 23 persen),” kata Mendikbud.

Menurut mantan rektor ITS Surabaya itu, total sekolah yang rusak di seluruh Indonesia mencapai 194 ribu sekolah.

Mulai tahun 2011 dengan anggaran Rp20,4 triliun sampai 2012 dengan anggaran Rp18 triliun, salah satu program Kemendikbud adalah membenahi SD dan SMP yang dianggap tak layak yang jumlahnya sekitar 140 ribu ruang kelas. “Jadi tak heran jika setiap hari muncul berita sekolah rusak di media, karena stoknya banyak,” katanya sambil bercanda. [SIOnline/www.al-khilafah.org]

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.