Header Ads

OKI Justru Halangi Persatuan Islam dan Perubahan Rezim di Suriah

Pada pertemuan Organisasi Kerjasama Islam di Makkah, tanggal 14 Agustus 2012, Raja Al Saud Abdullah bin Abdul Aziz mengatakan: “Umat sekarang ini hidup dalam keadaan perselisihan dan perpecahan. Sementara penyebabnya adalah karena menumpahkan darah anak-anak umat ini, di bulan yang suci ini.”


Ia juga mengatakan: “Solusi terbaik untuk semua yang disebutkan itu hanyalah dengan solidaritas, toleransi, moderasi, dan berdiri dalam satu barisan melawan siapa saja yang mencoba untuk mencoreng agama dan persatuan kita.”

Ia menambahkan: “Jika kita melakukan keadilan, maka kita akan mengalahkan kezaliman; jika kita mengedepankan jalan tengah, maka kita akan menaklukkan sikap melampaui batas; dan jika kita menghilangkan perselisihan, maka kita akan menjaga persatuan, kekuatan dan tekad bersama kita.”

Organisasi ini telah mengeluarkan keputusan untuk menghentikan sementara keanggotaan Suriah. Padahal semua tahu bahwa Kerajaan Al Saud adalah anggota dari organisasi yang tegak di atas perpecahan yang terdiri dari 57 negara. Menghilangkan perpecahan mengharuskan tidakadanya organisasi gabungan dari sejumlah negara yang masing-masing mengakui eksistensinya. Bahkan, mengharuskan semuanya berada dalam satu negara yang tegak di atas dasar Islam. Mengingat, negara-negara ini tidak tegak di atas dasar Islam, dan beberapa di antaranya menerapkan sebagian dari hukum Islam, namun sistemnya bukan sistem Islam, maka sesungguhnya inilah hakikat dari perpecahan.

Oleh karena itu, tetap saja terjadi perselisihan, permusuhan dan peperangan satu sama lainnya, bahkan memerangi persatuan itu sendiri. di mana, Piagam Organisasi ini menyatakan bahwa setiap negara anggota saling mengakui kebijakan dan kemerdekaan masing-masing. Dengan demikian, organisasi ini dan para anggotanya itulah yang mencegah adanya persatuan.

Sejak satu setengah tahun yang lalu, di mana darah rakyat Muslim Suriah mengalir di tangan penjahat rezim Suriah, justru negara-negara yang berafiliasi dengan organisasi ini berada antara mendukung secara terbuka atas rezim penjahat, mendukung secara tersirat, atau mendukung dengan memberinya waktu demi waktu, serta menunggu keputusan negara-negara besar imperialis untuk bergerak.

Sedangkan, keputusan untuk menghentikan sementara keanggotaan Suriah dari organisasi ini tidak berarti apa-apa, tidak akan menghalangi rezim despotik di Suriah untuk terus melakukan aksi-aksi jahatnya, seperti melakukan pembunuhan, pengrusakan dan pemerkosaan terhadap wanita-wanita merdeka di Syam. Sebab, Liga Arab sebelumnya telah menghentikan sementara keanggotaan Suriah, dan hal itu sama sekali tidak menghalangi rezim despotik itu dari melakukan semua kejahatannya.

Dalam hal ini, Organisasi Kerjasama Islam sama seperti Liga Arab tidak melakukan apa-apa untuk mengubah rezim Suriah, justru menghalangi upaya untuk mengubahnya, apalagi keinginan untuk menghentikan pertumpahan darah. Sehingga, organisasi ini tidak pernah menuntut Basyar Asad untuk mundur dan mengubah rezimnya.

Perlu disebutkan bahwa keluarga kerajaan Saudi mengambil alih pemerintahan sejak 80 tahun yang lalu. Ia sangat ketat mengontrol masyarakat, memiliki hak istimewa dalam semua hal, dan memonopoli kekayaan umat. Ia juga menyerang dengan sadis keluarga-keluarga lainnya di Hijaz dan Najd. Sehingga masyarakat sepakat tentang kezaliman Al Saud. Al Saud tidak mengenal apa itu keadilan dan toleransi. Sehingga mereka menyerang dengan sadis setiap orang yang menuntut haknya atau menyuarakan kebenaran. Selain itu, kerajaan Al Saud ini adalah sekutu Amerika dan Barat, yang tengah mencoreng agama kami, memeranginya dan melecehkannya dengan segala cara (kantor berita HT, 23/8/2012).[www.al-khilafah.org]

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.