Ustadz Ba'asyir: Penghina Islam Wajib Dihukum Mati, Libya Perlu Ditiru
Menyikapi
penghinaan Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam film
“Innocence of Muslim” yang disutradarai Sam Bacile seorang keturunan
Yahudi yang tinggal di Amerika, ustadz Abu Bakar Ba’asyir menyatakan tak
ada pertimbangan lain kecuali hukuman mati.
“Menyikapi dengan keras pelecehan ini dan tidak boleh ada maaf! Kalau perlu dituntut menutup menutup kedutaan Amerika,” tandasnya. [El Raid/voa-islam/www.al-khilafah.org]
Bahkan
menurutnya sikap para mujahidin Libya yang marah atas penghinaan Nabi
lantas melakukan demonstrasi dan menyerang Kedubes AS hingga tewasnya
Dubes AS J. Christoper Stevens adalah sikap yang patut dicontoh.
“Di
Libya itu boleh ditiru. Kalau sudah penghinaan terhadap Allah dan Rasul
hukumannya mati! Tidak ada pertimbangan lain,” ucapnya, saat ditemui di
sel Bareskrim Mabes Polri, Jum’at (14/9/2012).
Ia
kembali menegaskan, umat Islam memang harus menahan amarah jika dirinya
yang dihina, tapi jika agama yang dihina maka hukumannya mati.
“Kita
harus menahan marah adalah kalau yang dihina diri kita, baru boleh kita
memberi maaf. Tapi kalau yang dihina Allah, Nabi dan Syariatnya, mati
hukumannya! Nabi itu lebih mahal dari nyawa kami,” tegasnya.
Untuk
itu ia mengimbau agar umat Islam menyikapi pelecehan ini dengan keras,
bahkan jika perlu menuntut ditutupnya Kedubes AS di Indonesia.
“Menyikapi dengan keras pelecehan ini dan tidak boleh ada maaf! Kalau perlu dituntut menutup menutup kedutaan Amerika,” tandasnya. [El Raid/voa-islam/www.al-khilafah.org]
Tidak ada komentar