Header Ads

Dua Tawuran Pelajar Kembali Terjadi di Jakarta Dalam Satu Hari Semakin Menunjukkan Kegagalan Sistem Sekuler Membina Generasi

Sistem pendidikan sekuler benar-benar tidak mampu menciptakan generasi sholeh/sholehah malah terlahir generasi-generasi beringas dan pembunuh. Ini terjadi di tengah-tengah fitnah para pembenci Islam terhadap para aktivis rohis, 2 orang tewas dalam tawuran terakhir, dan 1 tewas dalam perkelahian pelajar di sebuah sekolah. Beberapa tawuran kembali lagi terjadi di Jakarta, Kamis, 11/10/2012.


Sebagaimana dilansir detikNews, Siswa SMK 71 Cawang terkena sabetan celurit di bagian perut dan lengan kiri saat tawuran antar pelajar di Jatinegara, Jakarta Timur. Korban langsung dilarikan ke RSCM, Jakarta Pusat.

Korban bernama Agung Adhari (17), terlibat tawuran di Jalan Kebon Pala I, Jatinegara, Kamis, sekitara pukul 08.00 WIB. Belasan pelajar saling serang menggunakan batu dan senjata tajam.

"Agung berangkat bersama dua temannya, yang juga pelajar SMK 71 Jakarta," ujar paman korban Futuh Mahfudz.

Futuh menuturkan, ketika naik ke Kopaja T-502 melalui pintu depan, Agung dan dua rekannya melihat tiga pelajar SMK Bakti Jakarta di kursi belakang. Tiga pelajar SMA Bakti Jakarta itu sempat turun. "Lalu mereka naik lagi. Salah satu di antaranya mengeluarkan celurit," ujarnya.

Siswa yang membawa celurit kemudian menyerang Agung. "Awalnya diserang bagian kepala. Tapi, Agung menangkis dengan tangan kirinya hingga terkena sayatan. Si pelaku malah menyerang perut Agung," lanjutnya.

Kapolsek Jatinegara Kompol Suminto membenarkan peristiwa tawuran antar pelajar tersebut. Ia menambahkan siswa yang terlibat adalah SMK 71 Cawang di Jalan Cawang Baru dan SMK Bakti Jakarta di Makasar Jakarta Timur.

Sementara itu, siang harinya tawuran antar pelajar terjadi lagi. Aksi kekerasan antar pelajar tersebut terjadi di daerah Pancoran, Jakarta Selatan. Satu orang pelajar dilarikan ke Rumah Sakit akibat terluka goresan besi.

"Kejadiannya pukul 14.30 WIB. Waktu itu ada anak sekolah yang lagi nunggu bus di halte. Lalu dari arah Pancoran ke Pasar Minggu ada sekelompok anak sekolah lainnya. Lalu mereka tawuran," ujar pemilik warteg di sekitar lokasi tawuran, Sugiantoro, Kamis (11/10/2012).

Dia mengatakan seorang siswa sempat lari dan bersembunyi di warteg miliknya. Wajah anak itu cemas dan ketakutan.

"Saya lihat ada yang luka kena besi panjang di badannya. Baju sekolahnya berdarah," imbuh Sugiantoro. Sugiantoro mengaku tidak tahu persis siswa mana yang terlibat tawuran.

Siswa yang terluka itu lantas dilarikan ke RS Tria Dipa, Jalan Raya Pasar Minggu, dengan menggunakan sepeda motor. Tawuran bubar setelah tukang ojek yang berada di sekitar lokasi menghadang anak-anak tersebut. Beberapa anak pun dibawa ke kantor polisi.

Di hari yang sama, tawuran tidak hanya menimpa kalangan pelajar, tapi juga menimpa kakak-kakak mereka. Dua orang tewas akibat tawuran mahasiswa di Makassar.

Sebelumnya, Deni Januar (17) pelajar SMK Yayasan karya 66 (Yake) dan Alawy siswa SMAN 6 dalam tawuran pelajar beberapa waktu lalu di tempat yang berbeda. Sedangkan Muhammad Ardian, siswa kelas VIII SMP 2 Rembang Purbalingga tewas oleh teman sekolahnya setelah keduanya berkelahi di halaman sekolah.

Demikianlah, kekerasan demi kekerasan serta tindakan brutal di kalagan pelajar terus terjadi. Ini semua menunjukkan kegagalan sistem kapitalisme sekuler yang telah diterapkan di negeri ini mulai dari berbagai aspek.

Maka sudah semestinya para orang tua serta masyarakat membuka mata untuk kembali menelaah kembali tentang apa yang telah diterapkan di tengah-tengah mereka. Selama sistem rusak tersebut bercokol, maka selama itu pula berbagai kerusakkan akan menimpa generasi.

Tidak ada solusi yang mampu menentramkan para orang tua, selain kembali kepada tatanan sistem Islam yang benar-benar akan melahirkan generasi berkepribadian Islam, baik dari segi pola pikir maupun tingkah lakunya. Sistem yang berasal dari Sang Pencipta Alam Raya ini akan sempurna terlaksana di bawah naunangan Khilafah Islamiyyah.

Khilafah akan mendidik generasi muda umat ini menjadi generasi terbaik, cerdas, serta menjadi pembebas dunia. Bukan seperti dalam sistem sekuler, yang kerap melahirkan generasi beringas dan pembunuh. Sampai menunggu berapa korban lagi umat ini untuk segera bergerak menuju sebuah perubahan yang nyata, di bawah naungan syariah dan khilafah yang kian dekat tersebut? [m/f/syabab/www.al-khilafah.org]

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.