Header Ads

HTI: Tawuran Pelajar Bisa Selesai Dengan Ngaji

Dalam Focus Group Discussion (FGD) yang diselenggarakan Lembaga Dakwah Sekolah (LDS) DPD II Hizbut Tahrir Indonesia Kota Bogor, Ketua Satgas Kota Bogor, Bapak TB M. Ruchjani S.Pd mengatakan bahwa tawuran pelajar di Bogor bukan masalah baru. Menurutnya tawuran sudah terjadi sejak tahun 1975-1980. “Pada saat itu tawuran pelajar terjadi antara pelajar Bogor dengan pelajar di luar daerah,” jelasnya. Namun sejak tahun 1995 mulai marak tawuran antar pelajar antar sekolah di Bogor. Oleh karena ini, menurut Pak Ruchyani perlu penanganan segera.


Menurut Zalimudin dari LDS DPP HTI, saat ini fakta tawuran di level nasional sudah menjadi budaya di kalangan para pelajar. “Untuk memecahkan budaya buruk ini maka solusi yang harus ditempuh adalah solusi sistematis,” tegas Zalimudin. Negara harus membuat aturan secara sistemis baik dalam kurikulum ataupun dalam peraturan perundang-undangan yang lain guna mendukung terciptanya peserta didik yang pandai namun berakhlak mulia. Menurut Ust muda ini, untuk mewujudkan pelajar yang berakhlak mulia tidak ada jalan lain kecuali harus melalui pendekatan agama. Pelajar sejak dini harus dikenalkan dan diajari tentang Islam dan diajak ngaji. “Tidak pernah terdengar anak ngaji yang tawuran. Dengan ngaji insya Allah tawuran akan selesai,” tegas Zalimudin. Yang ada adalah anak ngaji sering mengingatkan kawan-kawannya supaya tidak berbuat kemaksiatan.

Masih menurut Zalimudin, saat ini ada upaya tuduhan dari media dan pihak-pihak tertentu yang menyatakan bahwa Rohis sebagai sarang teroris. Patut diwaspadai dan dijauhkan dari pelajar. “Ini kan kontradiksi. Di satu sisi solusi tawuran harus digalakkan kajian keislaman melalui rohis, namun di sisi lain ada upaya monsterisasi rohis sebagai sarang teroris. Jelas ini adalah kebohongan besar dan upaya deradikalisasi agama,” imbuh Zalimudin.

FGD yang mengambil tema “Membongkar Stigma Negatif Rohis Produsen Teroris dan Mengurai Benang Kusut Tawuran Anak Sekolah” yang dilakukan pada hari Sabtu (29/9) di kantor DPD II HTI Kota Bogor ini mendapat sambutan hangat dari Bapak/Ibu Guru dan instansi yang bergelut dalam bidang pendidikan. Lebih dari 20 orang dari unsur sekolah dan instansi terkait di kota Bogor, diantaranya dari perwakilan dari SMAN 4, SMP Muhammadiyah, SMA BBS Plus, SMK Ranti Mula dan masih banyak lagi  hadir dan memberikan sumbangsih pemikiran bagaimana solusi terbaik dalam menyelesaikan masalah tawuran antar pelajar yang saat ini sudah memakan korban jiwa.

Dalam kesempatan FGD tersebut, semua peserta sepakat bahwa menangani masalah tawuran harus dilakukan oleh semua pihak, dari mulai sekolah, masyarakat dan pemerintah. Di Sekolah, Rohislah salah satu elemen yang justru berfungsi untuk membina anak sekolah agar mereka menjauhi perbuatan yang dilarang Islam seperti tawuran. Beberapa peserta juga meminta LDS HTI Kota Bogor untuk lebih aktif lagi masuk ke sekolah-sekolah dan instansi-intansi terkait dalam hal pembinaan pelajar.

Acara berakhir jam 11.30 yang di sertai dengan komitmen peserta untuk mengadakan diskusi-diskusi lanjutan membahas masalah-masalah dunia pendidikan. Dan penwaran dari perwakilan sekolah untuk bekerjasama dengan LDS melakukan pembinaan di sekolah di masa yang akan datang, serta sosialisasi agenda terdekat LDS untuk melakukan acara road show ke sekolah untuk mengadakan acara “Training Sang Juara”. [htipress/syabab/www.al-khilafah.org]

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.