Terkait Tawuran, Ketua DPP HTI Kritik Kemendikbud
Ketua Lajnah Maslahiyah DPP HTI Arim Nasim mengkritik Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan yang hanya akan memperbaiki kurikulum
pendidikan tanpa merubah asas sistem pendidikannya. “Kurikulum adalah
bagian dari sistem pendidikan dan tidak bisa dilepaskan dari asas
sistem pendidikan itu sendiri,” ujarnya kepada mediaumat.com, Ahad (30/9) melalui pesan elektronik.
Sedangkan, lanjutnya, sistem pendidikan Indonesia sudah salah dari asasnya. “Sistem pendidikan Indonesia asasnya sekuler, walaupun mengakui agama tapi hanya dari sisi ritual saja,” ungkapnya.
Maka, lanjut Arim, sudah saatnya mengganti sistem pendidikan sekuler dengan sistem pendidikan Islam. Karena hanya sistem pendidikan Islam sajalah yang dapat membina pola pikir dan pola sikap pelajar menjadi berkepribadian Islami, menjahui tawuran, seks bebas, narkoba dan kemaksiatan lainnya. Namun sistem pendidikan Islam pun hanya bisa ditegakkan secara sempurna dalam bingkai Daulah Khilafah Islamiyyah.
“Hanya Daulah Khilafah Islamiyyah saja yang terbukti mampu melahirkan manusia yang berkepribadian Islam secara massal,” ungkapnya.
Sebelumnya, Mendikbud Mohammad Nuh menyatakan bahwa tawuran antarpelajar yang terjadi di Jakarta bukan kesalahan sistem pendidikan. Namun demikian, Kemendikbud berencana membenahi kurikulum pendidikan. [mediaumat/www.al-khilafah.org]
Sedangkan, lanjutnya, sistem pendidikan Indonesia sudah salah dari asasnya. “Sistem pendidikan Indonesia asasnya sekuler, walaupun mengakui agama tapi hanya dari sisi ritual saja,” ungkapnya.
Maka, lanjut Arim, sudah saatnya mengganti sistem pendidikan sekuler dengan sistem pendidikan Islam. Karena hanya sistem pendidikan Islam sajalah yang dapat membina pola pikir dan pola sikap pelajar menjadi berkepribadian Islami, menjahui tawuran, seks bebas, narkoba dan kemaksiatan lainnya. Namun sistem pendidikan Islam pun hanya bisa ditegakkan secara sempurna dalam bingkai Daulah Khilafah Islamiyyah.
“Hanya Daulah Khilafah Islamiyyah saja yang terbukti mampu melahirkan manusia yang berkepribadian Islam secara massal,” ungkapnya.
Sebelumnya, Mendikbud Mohammad Nuh menyatakan bahwa tawuran antarpelajar yang terjadi di Jakarta bukan kesalahan sistem pendidikan. Namun demikian, Kemendikbud berencana membenahi kurikulum pendidikan. [mediaumat/www.al-khilafah.org]
Tidak ada komentar