Header Ads

Kemenangan Obama Tak Merubah Apapun

Kemenangan Obama untuk kedua kalinya dalam pilpres Amerika Serikat tidak perlu disambut gembira khususnya bagi umat Islam di Indonesia. “Kemenangan Obama tak memberi harapan perdamaian dan tak merubah apapun,” tegas Ketua DPD II Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Kobar Abu Nasir, Jumat (9/11).



Menurut dia, umat Islam semestinya cermat dan bisa membedakan sosok Obama dalam kapasitas sebagai pribadi (individu) dengan sosok Obama sebagai kepala negara sebuah negara adidaya. “Dalam status sebagai kepala negara, Obama tetap setia menjalankan politik luar negeri AS berbasis ideologi kapitalisme sekuler yang anti Islam dan telah membunuh jutaan kaum muslimin. Ini yang menjadi masalah dan kerap terlupakan oleh umat Islam,” terangnya.

Abu menuturkan hingga kini hampir setiap hari pesawat tanpa awak AS membantai warga sipil di perbatasan Pakistan-Afghanistan. Selain itu, AS tetap mendukung penuh negara agresor Israel dan menganggap angin lalu pembantaian tentara Israel terhadap penduduk Palestina.

Humas HTI Kobar Andri Saputra menambahkan cengkeraman AS terhadap Indonesia di bawah kepemimpinan Obama justru semakin kuat melalui perluasan kedutaan AS di Jakarta menjadi 3,6 hektare. “Kabarnya, kedutaan yang baru ini akan mempekerjakan 16 ribu staf. Artinya akan ada peningkatan aktivitas militer dan kontrol politik yang semakin kuat terhadap Indonesia di jantung ibukota negara Jakarta. Sayangnya, pemerintah seolah buta dan meloloskan rencana perluasan kedutaan tersebut,” ungkapnya.
Untuk itu, HTI Kobar meminta seluruh komponen umat Islam tidak terjebak pada euforia kemenangan Obama karena dunia Islam tetap dalam kondisi terancam dan tertindas oleh penjajahan politik, ekonomi serta militer yang dilakukan AS terhadap negeri negeri muslim termasuk Indonesia. Sebagai contoh, di Indonesia dominasi ekonomi AS terlihat nyata lewat perpanjangan kontrak tambang emas PT. Freeport Papua. Di Kobar sendiri sudah bercokol PT. Ensbury Kalteng Mining, perusahaan penambangan emas milik AS yang beroperasi di Kecamatan Arut Utara. “Untuk itu, sudah saatnya umat Islam sadar bahwa demokrasi tidak membawa perubahan apapun. Demokrasi sejatinya merupakan jebakan intelektual negara negara barat untuk menjerat dan mendominasi dunia Islam. Satu satunya jalan untuk menjadikan Indonesia lebih baik, kuat dan sejahtera hanya dengan menegakkan Syariah Islam dalam bingkai Khilafah Islamiyah,” pungkasnya. (Radar Sampit, 10/11/2012)[www.al-khilafah.org]

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.