Khilafah, Negara Yang Melindungi Dan Menyejahterakan Remaja
Ahad, (16/12/2012), lebih dari 1500 remaja memadati Auditorim Sport
Center Ragunan, Jakarta untuk menghadiri Konferensi Remaja Islam
bertajuk; Khilafah, Negara yang Melindungi dan Menyejahterakan Remaja. Hadir
berbagai remaja dari berbagai kota di antaranya Jakarta, Bogor, Depok,
Tangerang, Bekasi, Purwakarta, Serang, Subang dan sekitarnya.
Dalam orasinya, jurubicara Muslimah HTI, Iffah Ainur Rochmah, menyadarkan para remaja bahwa masyarakat saat ini sedang mengalami krisis.Ibarat tubuh, masyarakat sekarang adalah tubuh yang sudah penuh borok. Sayangnya, sebagian orang masih berpikir bahwa keadaan masyarakat baik-baik saja. Alih-alih berupaya menyembuhkan, mereka malah asyik dan merasa nyaman dengan kondisi yang menjijikkan ini.
“Masyarakat kini hidup dengan borok berupa budaya tawuran, pornografi, dan kebebasan serta borok lain yang terus bermunculan bahkan terus menyebar ke seluruh tubuh akibat lingkungan yang sudah kotor dan tercemar. Bahkan lingkungan memanfaatkan penyakit masyarakat ini untuk meraup keuntungan demi kerakusan segelintir orang,” jelas Iffah.
Sebagaimana pernyataan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Linda Gomelar, bahwa tiap tahun 40.000 hingga 70.000 remaja puteri Indonesia menjadi korban sindikat perdagangan seksual. Dimana Indonesia dinobatkan sebagai pemasok PSK anak terbesar se Asia Tenggara.
“Kebobrokan negeri ini adalah akibat penjajahan fisik dan ideologi kapitalisme. Atas nama globalisasi dipaksa menerima demokrasi, dan diseret bergaya hidup liberal dengan kedok HAM. Padahal globalisasi itu tak lain adalah penjajahan,” jelasnya.
Sistem pendidikan membentuk pemuda-pemuda menjadi generasi matre, berorientasi materi dan kehilangan idealisme.
“Mereka bahkan tidak sadar hanya menjadi pekerja-pekerja murah di tengah kekayaan alam yang berlimpah ruah demi memperkaya para penjajah,” ungkapnya.
Maka itu Iffah menjelaskan bahwa para generasi muda dan remaja tidak mungkin dapat sejahtera dan terlindungi imannya dalam sebuah sistem sekuler seperti kapitalisme.
Para Remaja Kritisi Sistem Sekuler
Namun, di tengah himpitan sistem kapitalisme ini remaja yang seharusnya menjadi agent of changes justru menjadi rusak dan hancur sebagaimana dipaparkan oleh Khonsa R. D. siswi kelas X SMAIT Insantama Bogor dalam bahasa Inggris
Begitupun dalam pendidikan. Azkia Rizka Hakim, Pelajar Kelas XI SMA Jakarta Islamic School (JISC) memaparkan, pendidikan sekuler saat ini yang hanya berorientasi ekonomi tidak saja mengahasilkan remaja yang berilmu. Tapi justru mencetak remaja yang sekuler dan berorientasi mengejar materi yang jauh dari nilai-nilai Islam.
“Sengguh berbeda sekali dengan pendidikan di negara Khilafah,” paparnya.
Di bidang ekonomi, Najway Azka Ar-Robbaniy siswi kelas XI-IPA SMAIT Insantama, Bogor memaparkan, “Kapitalisme telah memiskinkan rakyatnya secara sistemik, sumber daya alam hanya dikuasai oleh segelintir orang. Kesenjangan antara si kaya dan si miskin begitu tampak” paparnya.
Sedangkan di bidang politik, Nushoibah Azzahroh, siswi Kelas X SMAIT Insantama, Bogor juga memaparkan, “Demokrasi buatan manusia utopi untuk menghantarkan kesejahteraan. Di mana demokrasi tidak akan pernah mampu melindungi remaja. Demokrasi hanyalah alat untuk menipu rakyat dengan janji-janji manis yang harus dibayar mahal. Bila demikian, masih percayakah pada demokrasi?” tandas Zahroh dengan linangan airmata.
Sementara, Fakhirah siswi Kelas XII-IPA SMAIT Insantama, Bogor memaparkan orasinya dalam bahasa Arab.
“Remaja adalah agent of changes, agen perubahan. Saatnya remaja bergerak bersama untuk mengubah sistem kapitalisme yang batil dan rusak menuju Khilafah Islamiyah. Sitem yang diridhai ALLAH SWT dan dicontohkan oleh Rasulullah Saw,” jelasnya.
Bagaimanakah Menghancurkan Kapitalisme?
Lantas bagaimanakah cara menghancurkan kapitalisme dan siapakah yang nanti akan menjadi Khalifah bila Khilafah telah tegak? Pertanyaan ini mengemuka selama jalannya koneferensi. Jurubicara Muslimah HTI, Iffah Ainur Rochmah pun menjelaskan bahwa, siapa saja berhak menjadi Khilafah selama memenuhi syarat-syaratnya yaitu Islam, laki-laki, baligh, berakal, adil, mampu dan merdeka.
“Dan tentu saja tidak tunduk pada bisikan penjajah Amerika,” tandas Iffah.
Diskusi berlangsung hangat, beberapa pertanyaan dikirimkan melalui sms center dan langsung dijawab oleh Jurubicara Muslimah HTI, Iffah Ainur Rocmah dan Rezkiana Rahmayanti, Ketua Lajnah Khusus Sekolah Muslimah HTI.
Konferensi Remaja Islam pun ditutup pada pukul 12.00 WIB dengan tekad bulat para remaja yang siap untuk memperjuangkan tegaknya Syariah Islam dalam bingkai negara Khilafah Islamiyah. (Ayfa/Islampos)[www.al-khilafah.org]
Dalam orasinya, jurubicara Muslimah HTI, Iffah Ainur Rochmah, menyadarkan para remaja bahwa masyarakat saat ini sedang mengalami krisis.Ibarat tubuh, masyarakat sekarang adalah tubuh yang sudah penuh borok. Sayangnya, sebagian orang masih berpikir bahwa keadaan masyarakat baik-baik saja. Alih-alih berupaya menyembuhkan, mereka malah asyik dan merasa nyaman dengan kondisi yang menjijikkan ini.
“Masyarakat kini hidup dengan borok berupa budaya tawuran, pornografi, dan kebebasan serta borok lain yang terus bermunculan bahkan terus menyebar ke seluruh tubuh akibat lingkungan yang sudah kotor dan tercemar. Bahkan lingkungan memanfaatkan penyakit masyarakat ini untuk meraup keuntungan demi kerakusan segelintir orang,” jelas Iffah.
Sebagaimana pernyataan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Linda Gomelar, bahwa tiap tahun 40.000 hingga 70.000 remaja puteri Indonesia menjadi korban sindikat perdagangan seksual. Dimana Indonesia dinobatkan sebagai pemasok PSK anak terbesar se Asia Tenggara.
“Kebobrokan negeri ini adalah akibat penjajahan fisik dan ideologi kapitalisme. Atas nama globalisasi dipaksa menerima demokrasi, dan diseret bergaya hidup liberal dengan kedok HAM. Padahal globalisasi itu tak lain adalah penjajahan,” jelasnya.
Sistem pendidikan membentuk pemuda-pemuda menjadi generasi matre, berorientasi materi dan kehilangan idealisme.
“Mereka bahkan tidak sadar hanya menjadi pekerja-pekerja murah di tengah kekayaan alam yang berlimpah ruah demi memperkaya para penjajah,” ungkapnya.
Maka itu Iffah menjelaskan bahwa para generasi muda dan remaja tidak mungkin dapat sejahtera dan terlindungi imannya dalam sebuah sistem sekuler seperti kapitalisme.
Para Remaja Kritisi Sistem Sekuler
Namun, di tengah himpitan sistem kapitalisme ini remaja yang seharusnya menjadi agent of changes justru menjadi rusak dan hancur sebagaimana dipaparkan oleh Khonsa R. D. siswi kelas X SMAIT Insantama Bogor dalam bahasa Inggris
Begitupun dalam pendidikan. Azkia Rizka Hakim, Pelajar Kelas XI SMA Jakarta Islamic School (JISC) memaparkan, pendidikan sekuler saat ini yang hanya berorientasi ekonomi tidak saja mengahasilkan remaja yang berilmu. Tapi justru mencetak remaja yang sekuler dan berorientasi mengejar materi yang jauh dari nilai-nilai Islam.
“Sengguh berbeda sekali dengan pendidikan di negara Khilafah,” paparnya.
Di bidang ekonomi, Najway Azka Ar-Robbaniy siswi kelas XI-IPA SMAIT Insantama, Bogor memaparkan, “Kapitalisme telah memiskinkan rakyatnya secara sistemik, sumber daya alam hanya dikuasai oleh segelintir orang. Kesenjangan antara si kaya dan si miskin begitu tampak” paparnya.
Sedangkan di bidang politik, Nushoibah Azzahroh, siswi Kelas X SMAIT Insantama, Bogor juga memaparkan, “Demokrasi buatan manusia utopi untuk menghantarkan kesejahteraan. Di mana demokrasi tidak akan pernah mampu melindungi remaja. Demokrasi hanyalah alat untuk menipu rakyat dengan janji-janji manis yang harus dibayar mahal. Bila demikian, masih percayakah pada demokrasi?” tandas Zahroh dengan linangan airmata.
Sementara, Fakhirah siswi Kelas XII-IPA SMAIT Insantama, Bogor memaparkan orasinya dalam bahasa Arab.
“Remaja adalah agent of changes, agen perubahan. Saatnya remaja bergerak bersama untuk mengubah sistem kapitalisme yang batil dan rusak menuju Khilafah Islamiyah. Sitem yang diridhai ALLAH SWT dan dicontohkan oleh Rasulullah Saw,” jelasnya.
Bagaimanakah Menghancurkan Kapitalisme?
Lantas bagaimanakah cara menghancurkan kapitalisme dan siapakah yang nanti akan menjadi Khalifah bila Khilafah telah tegak? Pertanyaan ini mengemuka selama jalannya koneferensi. Jurubicara Muslimah HTI, Iffah Ainur Rochmah pun menjelaskan bahwa, siapa saja berhak menjadi Khilafah selama memenuhi syarat-syaratnya yaitu Islam, laki-laki, baligh, berakal, adil, mampu dan merdeka.
“Dan tentu saja tidak tunduk pada bisikan penjajah Amerika,” tandas Iffah.
Diskusi berlangsung hangat, beberapa pertanyaan dikirimkan melalui sms center dan langsung dijawab oleh Jurubicara Muslimah HTI, Iffah Ainur Rocmah dan Rezkiana Rahmayanti, Ketua Lajnah Khusus Sekolah Muslimah HTI.
Konferensi Remaja Islam pun ditutup pada pukul 12.00 WIB dengan tekad bulat para remaja yang siap untuk memperjuangkan tegaknya Syariah Islam dalam bingkai negara Khilafah Islamiyah. (Ayfa/Islampos)[www.al-khilafah.org]
Tidak ada komentar