Header Ads

ICW Desak KPK Periksa Menteri Pertanian

Indonesian Corruption Watch (ICW) mendorong Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memeriksa Menteri Pertanian (Mentan) Suswono dalam kasus dugaan suap impor daging. Sejauh ini, kasus tersebut sudah menyeret mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Luthfi Hasan Ishaaq sebagai tersangka.



Abdullah Dahlan, Koordinator Divisi Korupsi Politik ICW, mengatakan pemeriksaan Mentan penting untuk dilakukan guna mengurai hubungan pihak yang terkait kasus tersebut.

"Ditambah lagi ada info yang beredar, sempat ada komunikasi kementerian, menteri terkait dengan pihak penerima suap," ungkapnya, Sabtu (2/2/2013).

Karena itu, dia tegaskan, penting bagi KPK memeriksa Mentan, yang juga merupakan Kader PKS.

Seperti diberitakan sebelumnya, Mentan, Suswono membantah menurunnya kuota impor daging sapi menjadi penyebab para perusahaan-perusahaan importir daging sapi melakukan praktik suap kepada pegawai pemerintah.

"Tidak perlu menyuap, karena impor ini sudah dilakukan secara terbuka. Jadi masing- masing perusahaan sudah dapat skor masing-masing, dan itu sudah diverfifikasi," kata Suswono di kantor Kementerian Pertanian Jakarta, Jumat (1/2/2013).

Menurut Suswono, untuk menetapkan kuota impor Kementan tidak menentukan sendiri berapa daging sapi yang akan di impor, akan tetapi hal itu dilakukan melalui rapat koordinasi di tiga Kementerian. Kementerian Pertanian, Kementerian Perdagangan dan Kementerian Perindustrian.

"Kuota impor itu ada rumus-rumusnya, dengan begitu setiap perusahaan-perusahaan dapat mengetahui berapa kuotanya. Jadi, kalau ada tindakan penyuapan itu aneh, karena kuota sudah ditetapkan dan belum ada rencana tambahan," ujar Suswono.

Lebih lanjut Suswono mengatakan, tindakan pemerintah untuk memperkecil volume impor daging sapi, dikarenakan dari dalam negeri pasokan sudah bisa memenuhi 80 persen. "Kami akan memaksimalkan produk dalam negeri," ujar Suswono.

Tahun ini pemerintah menetapkan kuota impor daging sebanyak 80 ribu ton, jumlah ini turun 5 ribu ton dari 2012 sebesar 85 ribu ton. [tribunnews/www.al-khilafah.org]

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.