Header Ads

Kenapa Khilafah Sering Dikatakan Akan Segera Tegak?

Oleh : Adi Victoria
 
Rasulullah saw bersabda : “Di tengah-tengah kalian terdapat zaman kenabian, atas izin Allah ia tetap ada. Kemudian Ia akan mengangkatnya jika Ia berkehendak menngangkatnya. Kemudian akan ada khilafah yang mengikuti manhaj kenabian. Ia ada dan atas izin Allah ia akan tetap ada. Kemudian Dia akan mengangkatnya jika Dia berkehendak mengangkatnya. Kemudian akan ada kekuasaan (kerajaan) yang zalim, ia juga ada dan atas izin Allah ia akan tetap ada. Kemudian Dia akan mengangkatnya jika Dia berkehendak mengangkatnya. Kemudian akan ada kekuasaan (kerajaan) diktator yang menyengsarakan, ia juga ada dan atas izin Alah akan tetap ada. Kemudian akan ada khilafah yang mengikuti manhaj kenabian”, kemudian beliau diam.” (HR. Ahmad dan al-Bazar)


Tragedi 03 Maret 1924 M / 28 Rajab 1342 H 

89 tahun yang lalu jika menggunakan kalender agama masehi (nasrani) atau 92 tahun yang lalu jika menggunakan kalender perhitungan umat Islam yakni kalender Hijriah suatu peristiwa penting telah terjadi dan dilupakan oleh sebagian kaum muslim, peristiwa itu adalah peristiwa pembubaran sistem khilafah oleh seorang penkhianat yang bernama Musthafa Kemal at Tarturk.

Khilafah dibubarkan saat terjadi Konferensi Luzone, dimana Musthafa Kemal menerima 4 syarat yang diajukan Inggris untuk mengakui kekuasaan barunya di Turki. Keempat syarat itu adalah: (1) Menghapus sistem Khilafah; (2) Mengasingkan keluarga Utsmaniah di luar perbatasan; (3) Memproklamirkan berdirinya negara sekular; (4) Pembekuan hak milik dan harta milik keluarga Utsmaniah. (Mahmud Syakir, Târîkh al-Islâm, VIII/233). Akibatnya, setelah 6 abad berkuasa dan memimpin umat Islam, “The Old Sick-Man” akhirnya tumbang.

Sejak saat itu, umat Islam hidup tanpa seorang Imam/khalifah serta diatur dengan aturan yang tidak bersumber dari Allah swt sang pembuat akal manusia, melainkan diatur oleh hukum yang dilahirkan dari akal manusia.

Akibat dari aturan yang berasal dari akal manusia tersebut, kemudian melahirkan penderitaan dan kesengsaraan yang tidak hanya menimpa kaum muslim namun juga umat secara keseluruhan di muka bumi. Sistem pemerintahan khilafah diganti dengan sistem pemerintahan yang sekuler. sistem sekularistik itu kemudian melahirkan berbagai bentuk tatanan kehidupan manusia yang jauh dari nilai-nilai agama, kita bisa melihat bagaimana kemudian tatanan ekonomi yang bersifat kapitalistik, para politikus yang oportunistik, budaya kehidupan masyarakat yang hedonistik, kehidupan sosial yang egoistik dan individualistik, sikap beragama yang sinkretistik, serta sistem pendidikan yang materialistik.

Perjuangan Menegakan Khilafah

Sebenarnya, sejak khilafah di bubarkan pada tahun 1924, telah ada upaya-upaya sebagian kaum muslimin untuk tetap mewujudkan agar khilafah itu tegak. Hal ini karena mereka memahami bahwa perkara tegaknya khilafah adalah perkara yang bersifat ma‘lûm min ad-dîn bi ad-dharûrah. Selain itu, mereka juga memahami bahwa kaum muslimin haram hidup tanpa adanya seorang Imam/Khalifah lebih dari 3 hari 3 malam, sebagaimana ijma’ sahabat.

Pada Maret 1924 dibawah pimpinan Syaikh al-Azhar para ulama menyelenggarakan pertemuan di Kairo. Dalam pertemuan ini disepakati bahwa keberadaan Khilafah yang memimpin umat Islam tidak dapat dipungkiri merupakan sebuah keharusan. Mereka juga berpendapat kedudukan Abdul Majid sebagai Khalifah sudah gugur setelah dia diusir dari Turki. Oleh sebab itu harus ada pengganti Khalifah selanjutnya. Untuk membahas siapa yang layak menjadi Khalifah, mereka memutuskan akan mengadakan Muktamar di Kairo pada Maret 1925 dengan mengundang wakil-wakil dari umat Islam di seluruh dunia.

Hal serupa juga dilakukan oleh ulama di Hijaz. Pada April 1924 di Makkah, Syarif Husein yang menjadi Amir Makkah membentuk Dewan Khilafah yang terdiri dari sembilan sayid dan sembilan belas perwakilan dari daerah lain termasuk dua orang perwakilan dari Jawa. Dewan Khilafah ini dibentuk sebagai upaya untuk menegakkan kembali jabatan Khalifah. Namun Dewan Khilafah tidak berumur panjang karena pada tahun yang sama Syarif Husein lengser dari jabatannya.

Di Indonesia pun berita penghapusan Khilafah telah sampai dan mendapat respon dari ulama dan tokoh pergerakan Islam pada saat itu. Pada Mei 1924, dalam kongres Al-Islam II yang diselenggarakan oleh Sarekat Islam dan Muhammaddiyah, persoalan tentang Khilafah menjadi topik pembicaraan kongres. Dalam kongres yang diketuai Haji Agus Salim ini diputuskan bahwa untuk meningkatkan persatuan umat Islam maka kongres harus ikut aktif dalam usaha menyelesaikan persoalan Khalifah yang menyangkut kepentingan seluruh umat Islam.

Khilafah Kian Dekat

Hampir 1 abad sejak khilafah di bubarkan, disertai dengan perjuangan kembali menegakkanya namun ternyata khilafah belum tegak. Lantas kapankah khilafah itu tegak?

Perlu difahami bersama bahwa perkara tegaknya khilafah itu adalah sebuah keniscayaan, karena khobar akan tegaknya khilafah memang perkara yang sudah dijanjikan di dalam al qur’an dan melalui hadits-hadist yang bersifat mutawatir ma’nawi. Namun terkait pertanyaan kapan dan dimana khilafah akan tegak, maka itu sesuatu yang ghaib alias hanya Allah swt saja yang maha tahu.

Lantas pertanyaanya kemudian kenapa sering sekali khilafah dikatakan dekat akan segera berdiri padahal tidak ada nash yang menunjukan waktu dan tempat khilafah akan berdiri?

Jawabannya adalah kembali kepada bisyarah akan tegaknya khilafah. Semisal hadist yang berbunyi :

Rasulullah saw bersabda : “Di tengah-tengah kalian terdapat zaman kenabian, atas izin Allah ia tetap ada. Kemudian Ia akan mengangkatnya jika Ia berkehendak menngangkatnya. Kemudian akan ada khilafah yang mengikuti manhaj kenabian. Ia ada dan atas izin Allah ia akan tetap ada. Kemudian Dia akan mengangkatnya jika Dia berkehendak mengangkatnya. Kemudian akan ada kekuasaan (kerajaan) yang zalim, ia juga ada dan atas izin Allah ia akan tetap ada. Kemudian Dia akan mengangkatnya jika Dia berkehendak mengangkatnya. Kemudian akan ada kekuasaan (kerajaan) diktator yang menyengsarakan, ia juga ada dan atas izin Alah akan tetap ada. Kemudian akan ada khilafah yang mengikuti manhaj kenabian”, kemudian beliau diam.” (HR. Ahmad dan al-Bazar)

Hadist tersebut memberikan kabar gembira (bisyarah) bahwa khilafah akan tegak kembali. Dimana kita juga mengetahui bahwa 3 fase pertama yakni fase nubuwah, fase khulafaur rasyidin dan fase mulkan ‘adhon telah berakhir, sedangkan fase sekarang adalah mulkan jabariyan yang juga sedang menunjukan tanda-tanda kehancurannya, artinya tinggal fase terakhir yakni fase khilafah ‘ala minhajin nubuwah.

Analogi khobar hari kiamat 

Keimanan terhadap hari kiamat adalah di antara pokok ajaran Islam bahkan termasuk dari rukun Iman. Keimanan seseorang barulah sempurna jika dia meyakini adanya hari kiamat.

Allah swt berfirman :

“Sesungguhnya hari kiamat itu akan datang.” (QS. Thahaa: 15)

وَإِنَّ السَّاعَةَ لآتِيَةٌ فَاصْفَحِ الصَّفْحَ الْجَمِيلَ

“Dan sesungguhnya saat (kiamat) itu pasti akan datang, maka maafkanlah (mereka) dengan cara yang baik.” (QS. Al Hijr: 85)

فَإِنَّ أَجَلَ اللَّهِ لآتٍ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ

“Maka sesungguhnya waktu (yang dijanjikan) Allah itu, pasti datang. Dan Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al ‘Ankabut: 5)

إِنَّ السَّاعَةَ لآتِيَةٌ لا رَيْبَ فِيهَا وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لا يُؤْمِنُونَ

“Sesungguhnya hari kiamat pasti akan datang, tidak ada keraguan tentangnya, akan tetapi kebanyakan manusia tiada beriman.” (QS. Ghafir: 59)

Dalam ayat lain, Dia berfirman:

{إِنَّهُمْ يَرَوْنَهُ بَعِيدًا وَنَرَاهُ قَرِيبًا}

“Sesungguhnya mereka memandang hari kiamat itu jauh (tidak akan terjadi). Sedangkan Kami memandangnya dekat (waktu terjadinya)” (QS al-Ma’aarij: 6-7).

Imam Ibnu Katsir berkata: “Artinya (ayat di atas): orang-orang yang beriman meyakini wktu terjadinya hari kiamat dekat, meskipun kepastian waktunya tidak ada yang mengetahuinya kecuali Allah , akan tetapi segala sesuatu yang akan datang maka itu dekat dan pasti terjadi” [Kitab “Tafsir Ibnu Katsir” (4/537)]

sama hal nya akan datangnya fase kekhilafahan ‘ala minhaj nubuwah, memang perjuangan menegekan kembali khilafah adalah perkara yang memerlukan pengorbanan yang besar, namun kita merasa khilafah itu kian dekat, kenapa karena kita percaya dan yakin bahwa sesuatu yang pasti datang maka ia akan terasa dekat.

Rasulullah saw. dalam khutbahnya sering mengatakan:

كُلُّ مَا هُوَ آتٍ قَرِيْبٌ لاَ بُعْدَ لِمَا هُوَ آتٍ

“Semua yang pasti datang adalah dekat. Tidak ada istilah jauh untuk apa yang pasti datang” (HR Baihaqi).

Jadi, bukankah kembalinya khilafah itu memang terasa dekat bukan?[www.al-khilafah.org]

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.