Header Ads

Bawa boneka pocong, MHTI DIY tolak demokrasi

Bawa boneka pocong, MHTI DIY tolak demokrasi
Menjelang pemilu presiden dalam beberapa minggu ke depan, Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia (MHTI) DIY menggelar aksi menolak sistem demokrasi yang digunakan Indonesia. Mereka melakukan aksi di titik Nol Yogyakarta dengan membawa boneka pocong dan menggunakan topeng dengan gambar raut muka sedih, Selasa (20/05).



Menurut ketua MHTI Aeni Qoriah, sistem demokrasi yang digunakan Indonesia sudah terbukti tidak membawa perubahan kearah yang lebih baik. Justru belakang ini muncul banyak permasalahan moralitas yang terjadi di lingkungan pendidikan. Terjadinya kasus Paedofil di Jakarta Internasional School (JIS) menunjukkan betapa sistem pendidikan yang liberal membuat kondisi moral bangsa semakin terpuruk.

"Kasus di JIS itu terjadi di sekolah dengan label SBI, tapi nyata gagal memberikan kualitas bagi pendidikan kita," kata Aeni dalam orasinya.

Karena itu dia menyerukan untuk mengganti sistem pendidikan dalam negara demokrasi dengan sistem pendidikan dalam negara Khalifah.

Secara riil mereka menyerukan kepada seluruh keluarga muslim di Indonesia agar menjadikan akidah Islam sebagai pondasi utama dalam mendidik putra-putrinya.

"Pemerintah juga harus mulai berpikir dan mengambil kebijakan untuk menata media agar tidak merusak generasi, dan memberikan sanksi keras kepada perusak generasi," jelasnya.

Selain itu dia juga menawarkan sistem Islam untuk menjadi dasar negara karena telah terbukti mampu melahirkan generasi yang bermartabat dibanding dengan sekolah-sekolah yang menggunakan sistem pendidikan liberal.

"Islam sudah membuktikan, bahwa demokrasi liberalisasi dan kapitalisme sudah saatnya kita singkirkan dari negara ini demi masa depan anak-anak kita," tegasnya. [merdeka/www.al-khilafah.org]

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.