Header Ads

Bulan Maret dianggap sebagai bulan paling berdarah dalam revolusi Suriah

Lebih dari 6.000 orang dilaporkan tewas di Suriah sepanjang Maret, bulan paling mematikan sejak pemberontakan terhadap rezim brutal pimpinan Bashar al Assad dimulai dua tahun lalu, ujar aktivis Suriah seperti dilaporkan BBC.


Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR), sebuah kelompok aktivis yang berbasis di Inggris mengatakan tercatat 6.005 kematian pada bulan lalu.

Dikatakan bahwa korban termasuk 291 perempuan, 298 anak dan 1.464 tentara pemerintah.  Korban lainnya adalah warga sipil tak dikenal dan para pejuang Suriah, menurut laporan tersebut.

Kelompok anti-pemerintah yang memonitor pelanggaran hak asasi manusia, memiliki jaringan kontak di seluruh Suriah, mereka mengatakan jumlah korban sepanjang revolusi Suriah bisa lebih tinggi dari yang telah didokumentasikan.

“Kami memperkirakan sebenarnya sekitar 120.000 orang,” ujar Rami Abdelrahman, direktur SOHR kepada Reuters.

PBB mengatakan lebih dari 70.000 orang telah tewas di Suriah sejak awal pemberontakan.

Pergerakan media asing dan organisasi ham independen telah sangat dibatasi di Suriah, membuat verifikasi jumlah korban hampir mustahil, menurut BBC.

Dalam peristiwa lain, perang Suriah tampaknya mulai menjalar ke negara tetangga, Libanon.

Pada Senin (1/4/2013), sekelompok pria bersenjata menyerang bus dan menyerang pengemudinya sebelum menangkap delapan Alawi Suriah yang berusaha menyeberang ke Libanon utara, ujar seorang warga di kota perbatasan Wadi Khaled.

Para pria bersenjata nampaknya berusaha untuk membebaskan seorang Muslim Sunni, Mohammed Hussein al-Ahmad yang ditangkap oleh pasukan rezim. [arrahmah/www.al-khilafah.org]

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.