Header Ads

Foto Satelit Kerusakan Masif Rumah Warga Meikhtila, Burma

Gambar-gambar dari kamera satelit yang dirilis hari Senin (1/4/2013) oleh Human Rights Watch menunjukkan sedikitnya 828 rumah rusak terbakar akibat kerusuhan yang dipicu aksi brutal biksu Budha ekstrimis dan warga Buddhis terhadap penduduk Muslim di Meikhtila, Burma.

Ratusan rumah yang dibakar tersebut berada dalam area seluas kurang lebih 60,5 acre atau 24,5 hektar.


Foto beresolusi tinggi itu diambil satu pekan setelah kerusuhan pertama kali pecah di Meikhtila, Mandalay, pada 20 Maret 2013. Area padat penduduk tersebut terlihat nyaris rata dengan tanah akibat aksi bakar yang terjadi dalam kerusuhan. Sebagai pembandingnya, ditampilkan pula foto satelit yang diambil pada 13 Desember 2012, sebelum kerusuhan terjadi.

Menurut analisa HRW atas foto satelit itu, terdapat 828 rumah dan 35 bangunan lain rusak parah. Luas kerusakan mencapai 24,5 hektar, kata HRW dalam laporannya yang dikutip The Irrawaddy. HRW tidak menyebutkan milik siapa rumah-rumah tersebut, Muslim, Buddhis atau lainnya.

Menurut keterangan pemerintah dalam laporan The Irrawaddy (1/4/2013), 43 orang tewas dalam kerusuhan di Meikhtila, sementara 93 orang lainnya dirawat di rumah sakit. Sebanyak 1.227 rumah, 77 toko dan 39 masjid hancur dalam peristiwa itu. Polisi menangkap 68 orang yang dianggap terlibat dalam ketegangan sektarian di wilayah tersebut.

Dalam pernyataannya HRW mengatakan, sentimen anti-Muslim yang menyebar “merupakan tantangan bagi hak-hak Muslim di Burma.”

“Sejumlah anggota terkemuka dari biara Budhhis, atau Sangha, telah memberikan ceramah dan mendistribusikan jejak dan arahan anti-Muslim yang menyeru agar warga Buddhis memboikot unit-unit usaha milik Muslim dan menutup kontak dengan komunitas Muslim,” kata HRW dalam pernyataannya.

“Pemerintah seharusnya dengan jelas menyatakan bahwa pihaknya tidak akan mentoleransi provokasi untuk melakukan kekerasan, khususnya yang dilakukan oleh tokoh agama atau lainnya yang memiliki otoritas tertentu,” imbuhnya. [hidayatullah/www.al-khilafah.org]

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.