Header Ads

Kasus Kematian Massal Papua Tergolong Bencana Nasional

Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) masih menunggu respons pemerintah terkait permasalahan gizi buruk di Papua yang menewaskan 95 orang sejak November 2012 silam. AMAN menilai kinerja pemerintah agak lamban dalam memperhatikan hal tersebut.



“Kejadiannya memang sudah sejak November silam, namun untuk ukuran tiga desa dengan permasalahan penyebab kematian massal yang sama bisa dikatakan ini termasuk bencana nasional,” tegas Kepala Divisi Pelayanan Komunitas dan Bencana Pengurus Besar AMAN Annas Radin Syarif saat dihubungi Media Indonesia, Selasa (2/4).

Secara terpisah, Ketua AMAN Sorong Barat Kostan Mangabio menyatakan pihaknya saat ini tengah berusaha mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya terkait kematian massal tersebut.

“Kesimpulan dari berbagai informasi yang masuk serta meneliti langsung ke lapangan ada tiga desa yakni Jokbijoker, Kosefo, dan Badai di Distrik Buor Kabupaten Atambua Papua Barat yang masyarakatnya melapor banyak yang meninggal hingga 95 jiwa sejak November silam baik akibat kelaparan maupun penyakit demam dengan bintik-bintik,” papar Kostan.

Warga setempat, lanjut Kostan, mengaku sudah berusaha mengunjungi puskesmas dan pusat layanan medis di wilayah Buor, namun ternyata layanan medis di distrik tersebut sudah lama tidak aktif. “Warga setempat bersaksi sejak 2010 sudah tidak ada pelayanan medis aktif di sana,” tukas Kostan.

Selain gizi buruk, warga di tiga desa tersebut menurut Kostan juga mengalami semacam wabah. “Jadi penyakitnya itu demam, pusing, dan keluar bentol-bentol, warga yang sehat bahkan mengungsi dari kampung itu agar tidak tertular,” jelas Kostan.

Dua permasalahan medis tersebut menurut Kostan menjelaskan kematian massal yang terjadi sejak November hingga Februari 2013 silam. “Belum lagi kondisi wilayah distrik dan tiga desa tersebut juga memang amat terpencil, berada di balik gunung dengan medan yang berat,” papar Kostan. [metrotvnews/www.al-khilafah.org]

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.