Header Ads

Dukungan Terhadap Syariah dan Khilafah di Kalteng Semakin Besar


“Dukungan terhadap syariah dan Khilafah di Kalimantan Tengah semakin besar,” kata yang barangkali tepat untuk menggambarkan keinginan umat untuk kembali diatur kehidupannya dengan ketentuan Islam yang terdapat dalam Al-Qur’an dan Al-Hadits.


Karena dua tahun yang lalu juga di Palangkaraya diselenggarakan acara besar di bulan Rajab yakni Konferensi Rajab1432H yang dihadiri sekitar 1000 peserta. Namun kali ini Ahad (12/5) tidak kurang dari 3000 peserta turut hadir menyaksikan acara Muktamar Khilafah 1434 H yang diselenggarakan di stadion Tuah Pahoe Palangkaraya.

Muktamar Khilafah yang dilaksanakan HTI Kalimantan Tengah tersebut diikuti berbagai kalangan. Ada dari ulama, politisi, akademisi, pengusaha, mahasiswa, pelajar maupun masyarakat biasa.

Mereka ada yang berasal dari Manismata perbatasan Kalteng-Kalbar yang perjalanannya membutuhkan waktu lebih dari 12 jam, Lamandau, Sukamara, Pangkalan Bun, Sampit dan Seruyan. Sedangkan dari sebelah timur dari Muara Teweh, Buntok dan Ampah. Perjalanan yang jauh dan melelahkan tak membuat mereka loyo dalam memekikkan takbir dengan lantang selama acara berlangsung.

Palangkaraya sebagai tuan rumah dalam acara ini tentu tak mau kalah dengan peserta luar daerah. Meski sempat terjadi insiden kecelakaan yang menimpa rombongan dari Ampah. Bus yang mengangkut sekitar 20 orang tertabrak oleh kendaraan lain yang datang dari sisi saat bus hendak menyeberang hingga bus mereka terguling. Namun, Alhamdulillah tidak ada korban jiwa maupun luka berat sehingga mereka masih bisa melanjutkan perjalanan meski harus menunggu bus pengganti.

Dari beberapa undangan dan tokoh masyarakat yang hadir, menyatakan dukungannya terhadap perjuangan HTI dalam upaya untuk terus mensosialisasikan ide syariah dan Khilafah. Sebagaimana pernyataan Hidayatullah. “Saya ingin turut serta menjadi salah satu saksi untuk terjadinya perubahan sistem sekuler menjadi sistem Islam, perubahan dengan lahirnya kembali Daulah Khilafah Islamiyah,” ungkap pengasuh majelis taklim dan zikir PT Usaha Agro Indonesia Sukamara.

Ia juga berharap agar seluruh umat Islam menyadari bahwa demokrasi bukanlah dari Islam, dan segera menyadari bahwa hanya dengan sistem Islam seluruh umat akan sejahtera, bahagia dunia akhirat.

“Saya sangat berkesan dan haru, ternyata masih ada sekelompok umat Islam yang benar-benar berjuang demi tegaknya Islam dengan ikhlas tanpa menginginkan jabatan kecuali balasan dari Allah SWT. Dan saya dengan jiwa raga akan turut serta menyuarakan ide HT (Hizbut Tahrir) demi segera jayanya kembali Daulah Khilafah Islamiyah.” tekadnya.

Begitu juga peserta dari Buntok, Riky Furwanto, yang hadir karena terdorong untuk lebih mengetahui tentang HT, Khilafah dan pemahaman syariat Islam. “Khilafah merupakan satu-satunya jalan untuk mempersatukan umat Islam dan penerapan syariah Islam harus ditegakkan dalam satu komando yang sesuai dengan hukum Islam. Pesan saya untuk HTI agar membumi dengan umat tanpa ada pilih kasih, majukan umat Islam, action, action, action, action, action. Buktikan HTI benar-benar dekat dengan umat,” serunya dengan nada bersemangat.

Tak jauh berbeda dengan M Fauzi, dosen Unpar. “Saya setuju karena syariah Islam sejak dulu sudah terbukti dengan keadilan dan kemakmurannya. Dan HTI adalah satu-satunya yang saat ini selalu konsisten dalam penegakan kekhalifahan/kepemimpinan yang adil,” katanya mendukung.[] [htipress/www.al-khilafah.org]

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.