Header Ads

Bank Amerika Inginkan Rupiah Terus Melemah

Bank investasi asal Amerika Serikat (AS) Goldman Sachs merevisi target nilai tukar sejumlah mata uang negara berkembang terhadap dolar AS, termasuk rupiah. Goldman mengharapkan penguatan dolar terhadap nilai tukar mata uang negara berkembang terus berlanjut.



Goldman merevisi target tiga, enam, dan 12 bulan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yaitu menjadi Rp 11.800 dari sebelumnya Rp 10.500. Nilai ini berarti pelemahan sebesar 8,7 persen dari posisi saat ini Rp 10.848.

Nilai tukar rupiah terus melemah sepanjang pekan karena banyaknya investor yang melarikan diri. "Secara khusus, kami melihat pelemahan rupiah akan bertahan jika inflasi beberapa bulan ke depan meningkat," tulis Goldman dalam sebuah pernyataan, akhir pekan lalu.

Inflasi negara dengan ekonomi terbesar di Asia Tenggara ini telah mencapai 8,6 persen pada Juli 2013. Bank Indonesia (BI) telah merespon inflasi dengan meningkatkan suku bunga acuan sebesar 75 basis poin menjadi 6,5 persen. Ini membuat Indonesia menjadi yang pertama di Asia yang menaikkan suku bunga acuan sebesar itu.

Goldman memperkirakan bank sentral akan kembali menaikkan suku bunga pada akhir kuartal ketiga tahun ini sebagai tindak lanjut atas penurunan lebih lanjut mata uang. Namun Goldman menilai hal tersebut tidak cukup. "Kenaikan suku bunga lebih besar akan menstabilkan mata uang. Namun pembuat kebijakan akan terus dikendalikan oleh keinginan menghindari penurunan ekonomi yang tajam, terutama karena negara ini akan mendekati pemilihan umum," ujar Goldman.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo mengungkapkan inflasi year on year tahun ini bakal menembus 8-9 persen. Perkiraan ini dibuat berdasarkan survei harga yang dilakukan di pekan kedua Agustus.

Inflasi terutama disumbang oleh empat komoditas, yaitu cabai, bawang merah, daging sapi, dan ayam. Berdasarkan survei, inflasi Agustus diperkirakan mencapai 1,3 persen sehingga inflasi tahunan akan menjadi 8,9 persen.

BI mengharapkan inflasi Agustus bisa ditekan di bawah satu persen. BI akan melakukan optimalisasi di seluruh instrumen yang dimiliki untuk menekan inflasi. BI juga akan melakukan koordinasi dengan pemerintah daerah agar berhati-hati dalam menjaga distribusi dan pengadaan pangan. "Diharapkan angka (inflasi Agustus) ada di kisaran satu atau di bawah satu persen. Tapi kalau tetap masih di atas, nanti akan kita respons," ujar Agus.

Selain rupiah, Goldman juga merevisi target sejumlah nilai tukar mata uang negara berkembang terhadap dolar AS, yaitu baht Thailand, dan ringgit Malaysia. Ringgit Malaysia ditargetkan melemah sampai 3,4 per dolar AS atau turun tiga persen dari level saat ini dalam tiga bulan ke depan. Baht Thailand ditarget turun empat persen dari perkiraan sebelumnya menjadi 32 baht per dolar AS.[republika/www.al-khilafah.org]

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.