Bukti Intoleransi, Menteri Inggris Hina Dan Larang Muslimah Bercadar
Seorang menteri kabinet pemerintahan Perdana Menteri David Cameron, Minggu (03/11), melakukan penghinaan terhadap gaya berpakaian Muslimah.
Ken Clarke, seorang menteri Inggris tanpa portofolio yang dulu bekerja sebagai pengacara kriminal, mengaitkan pakaian tradisional perempuan Islam dengan bagai berada “dalam sebuah kantong”.
Wanita Muslim harus dilarang mengenakan cadar ketika menyampaikan bukti/kesaksian di pengadilan Inggris, kata , dengan alasan cadar akan mempersulit penilaian kesaksian seseorang.
“Saya pikir kita perlu aturan yang jelas. Saya tidak berpikir saksi harus diizinkan untuk memberikan kesaksian dari balik cadar,” kata Clarke, mantan menteri dalam negeri, kepada radio BBC.
“Saya tidak bisa melihat bagaimana hakim dan juri benar-benar dapat menilai kesaksian atau bukti ketika Anda menghadapi seseorang berjubah yang benar-benar tampak oleh Anda. Ini hampir mustahil untuk menyelenggarakan sebuah pengadilan yang layak jika salah satu dari orang yang terlibat bagai berada dalam sebuah kantong/tas, ” klaim Clarke.
Seorang hakim pada bulan September memutuskan seorang wanita Muslim tidak bisa memberikan kesaksian di pengadilannya dengan mengenakan cadar yang memicu perdebatan tentang apakah Inggris harus mengikuti negara-negara Eropa lainnya dengan memberlakukan larangan bercadar di sekolah dan tempat umum .
Hakim Peter Murphy mengatakan ia berharap parlemen atau pengadilan yang lebih tinggi akan memberikan keputusan definitif “lebih cepat”.
Inggris sejauh ini telah menjauhi upaya untuk mengikuti Prancis dan Belgia yang menyatakan ilegal bagi perempuan untuk mengenakan kerudung seluruh wajah di depan umum. [antiliberalnews/www.al-khilafah.org]
Ken Clarke, seorang menteri Inggris tanpa portofolio yang dulu bekerja sebagai pengacara kriminal, mengaitkan pakaian tradisional perempuan Islam dengan bagai berada “dalam sebuah kantong”.
Wanita Muslim harus dilarang mengenakan cadar ketika menyampaikan bukti/kesaksian di pengadilan Inggris, kata , dengan alasan cadar akan mempersulit penilaian kesaksian seseorang.
“Saya pikir kita perlu aturan yang jelas. Saya tidak berpikir saksi harus diizinkan untuk memberikan kesaksian dari balik cadar,” kata Clarke, mantan menteri dalam negeri, kepada radio BBC.
“Saya tidak bisa melihat bagaimana hakim dan juri benar-benar dapat menilai kesaksian atau bukti ketika Anda menghadapi seseorang berjubah yang benar-benar tampak oleh Anda. Ini hampir mustahil untuk menyelenggarakan sebuah pengadilan yang layak jika salah satu dari orang yang terlibat bagai berada dalam sebuah kantong/tas, ” klaim Clarke.
Seorang hakim pada bulan September memutuskan seorang wanita Muslim tidak bisa memberikan kesaksian di pengadilannya dengan mengenakan cadar yang memicu perdebatan tentang apakah Inggris harus mengikuti negara-negara Eropa lainnya dengan memberlakukan larangan bercadar di sekolah dan tempat umum .
Hakim Peter Murphy mengatakan ia berharap parlemen atau pengadilan yang lebih tinggi akan memberikan keputusan definitif “lebih cepat”.
Inggris sejauh ini telah menjauhi upaya untuk mengikuti Prancis dan Belgia yang menyatakan ilegal bagi perempuan untuk mengenakan kerudung seluruh wajah di depan umum. [antiliberalnews/www.al-khilafah.org]
Tidak ada komentar