Header Ads

Jubir PKS Beberkan Alasan Mendukung Megawati

Jubir PKS Beberkan Alasan Mendukung Megawati
JAKARTA -- Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mengatakan dukungan terhadap pencalonan Megawati Soekarnoputri sebagai capres adalah bentuk apresiasi kepada pemimpin PDIP tersebut.

Partai berlambang padi dan bulan sabit kembar itu membantah rayuan ini sebagai upaya mengambil celah di tengah konstelasi politik di internal PDIP dalam penentuan capres.

Juru bicara PKS Mardani Ali Sera kepada RoL, Jumat (24/1), mengatakan, dukungan terhadap pencapresan Megawati yang disampaikan pengurus PKS pada Kamis (23/1) lalu lebih didasarkan pada apresiasi partainya terhadap Ketua Umum PDIP itu.

Megawati dinilai berpengalaman memimpin dan telah melalui perjalanan politik yang panjang. Menurut Mardani, capres perempuan tidak bermasalah bagi PKS. Pasalnya, pertimbangan pencalonan lebih didasarkan pada kemampuan manajerial seorang pemimpin.

PKS pun lanjut Mardani, tidak bermasalah bila pada nantinya PDIP mencalonkan Jokowi sebagai capres. Terlebih, PKS tidak mempunyai permasalahan dengan kedua tokoh tersebut.

Upaya PKS mendukung pencapresan Megawati ini, terang Mardani, bukan sebagai upaya mengambil manfaat di tengah konstelasi PDIP dalam menentukan capres. Ia mengatakan PKS sangat menghargai PDIP dan tidak berupaya memanfaatkan suasana yang ada di internal partai lain.

 ‘’Intinya, PKS terbuka dan siap menjalin koalisi dengan partai mana pun termasuk Golkar dan Gerindra,’’ ujar Mardani. Keterbukaan PKS ini lanjut dia sebagai upaya melahirkan kemaslahatan bagi bangsa.

Mardani mengatakan, bangsa ini memerlukan pemimpin yang berani mengambil keputusan yang tegas. Sehingga bangsa bisa bergerak lebih maju untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.

Sumber: http://www.republika.co.id/berita/nasional/politik/14/01/24/mzwat1-jubir-pks-beberkan-alasan-mendukung-megawati

KOmentar :

pernyataan ini nafsu kekuasaan atau dalil?

Sepakat para ulama mujtahid empat mazhab, bahwa mengangkat kepala negara seorang wanita adalah haram. Imam al-Qurthubi dalam tafsirnya “al-Jaami li ahkami al-Quran” mengatakan, pemimpin haruslah seorang laki-laki dan para fuqaha telah bersepakat bahwa wanita tidak boleh menjadi imam (kepala negara). Secara rinci, terdapat sejumlah argumen sebagai dasar haramnya wanita menjadi kepala negara.

“Tidak akan berjaya/beruntung suatu kaum yang menyerahkan urusan mereka kepada wanita (mengangkat wanita sebagai pemimpin).” (Diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari, Imam at-Tirmizi, Imam an-Nasaie’)

“Tatkala ada berita sampai kepada Nabi SAW bahawa bangsa Parsi melantik puteri Kisro (gelaran raja Parsi dahulu) menjadi raja, beliau SAW lantas bersabda, “Suatu kaum itu tidak akan bahagia apabila mereka menyerahkan kepemimpinan mereka kepada wanita”.” (HR. Bukhari )

[bring Islam/www.al-khilafah.org]

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.