PBB: Negara Republik Afrika Tengah bagian Barat melakukan pembersihan etnis terhadap warga Muslim
Sebagian besar ummat Islam telah diusir dari bagian Barat Negara
Republik Afrika Tengah setelah konflik sektarian melanda negara itu, di
mana ribuan warga sipil beresiko dibunuh “di depan mata kita,” kata
Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi, Antonio Guterres, sebagaimana
dilansir oleh WorldBulletin, Jumat (7/3/2014).
Kekerasan yang meluas di bekas koloni Perancis itu telah merenggut ribuan nyawa sejak milisi Kristen “anti-Balaka” meningkatkan serangan terhadap ummat Islam.
“Sejak awal Desember kami telah efektif menyaksikan ‘pembersihan entis’ dari mayoritas penduduk Muslim di Republik Afrika Tengah bagian barat,” kata Guterres pada pertemuan Dewan Keamanan PBB mengenai krisis di negara miskin dan terkurung daratan tersebut.
“Puluhan ribu dari mereka (Muslim) telah meninggalkan negara itu, arus pengungsi kedua dari krisis saat ini, dan sebagian besar dari mereka yang tersisa berada di bawah ancaman permanen,” katanya.
Dewan tersebut sedang mempertimbangkan proposal PBB untuk pasukan penjaga perdamaian yang berjumlah 12.000 pasukan untuk menghentikan negara itu tergelincir ke dalam apa yang disebut sebagai “pembersihan etnis-agama.”
“Ahad lalu, ada sekitar 15.000 orang terjebak di 18 lokasi di Republik Afrika Tengah bagian Barat, dikelilingi oleh elemen-elemen anti-Balaka dan beresiko sangat tinggi untuk mendapat serangan dari para milisi anti-Balaka,” kata Guterres.
“Pasukan internasional ditempatkan di lokasi ini, tetapi jika keamanan tidak tersedia dengan segera, banyak risiko warga sipil ini terbunuh tepat di depan mata kami.” [arrahmah/www.al-khilafah.org]
Kekerasan yang meluas di bekas koloni Perancis itu telah merenggut ribuan nyawa sejak milisi Kristen “anti-Balaka” meningkatkan serangan terhadap ummat Islam.
“Sejak awal Desember kami telah efektif menyaksikan ‘pembersihan entis’ dari mayoritas penduduk Muslim di Republik Afrika Tengah bagian barat,” kata Guterres pada pertemuan Dewan Keamanan PBB mengenai krisis di negara miskin dan terkurung daratan tersebut.
“Puluhan ribu dari mereka (Muslim) telah meninggalkan negara itu, arus pengungsi kedua dari krisis saat ini, dan sebagian besar dari mereka yang tersisa berada di bawah ancaman permanen,” katanya.
Dewan tersebut sedang mempertimbangkan proposal PBB untuk pasukan penjaga perdamaian yang berjumlah 12.000 pasukan untuk menghentikan negara itu tergelincir ke dalam apa yang disebut sebagai “pembersihan etnis-agama.”
“Ahad lalu, ada sekitar 15.000 orang terjebak di 18 lokasi di Republik Afrika Tengah bagian Barat, dikelilingi oleh elemen-elemen anti-Balaka dan beresiko sangat tinggi untuk mendapat serangan dari para milisi anti-Balaka,” kata Guterres.
“Pasukan internasional ditempatkan di lokasi ini, tetapi jika keamanan tidak tersedia dengan segera, banyak risiko warga sipil ini terbunuh tepat di depan mata kami.” [arrahmah/www.al-khilafah.org]
Tidak ada komentar