Header Ads

Angkringan Dakwah #45 - Dadio Muslim Kaffah #AkuRapopo

Angkringan Dakwah #45 - Dadio Muslim Kaffah #AkuRapopo
Sabtu malam (18/05) di Halaman Masjid Agung Sleman dipadati peserta pengajian Angkringan Dakwah bertema “Dadio Muslim Kaffah #akurapopo” (Jadilah Muslim Kaffah). Ustadz Haris (DPD II HTI Sleman) sebagai penyelengara memberikan sambutan bahwa acara ini untuk membantu dakwah Islam dan mengajak masyarakat untuk hidup dalam naungan Islam. Acara ini menghadirkan tiga pembicara yaitu Ustadz Wahyu Jamaluddin, Kiai Fatwa Ma’ruf yang merupakan Pimpinan Pondok Pesantren Darul Ilmi Sleman dan Ustadz Ibnu Alwan dibersamai Lek No sebagai host. Suasana semakin meriah dengan penampilan musik dari Ali Sahaja.
"Umat muslim adalah umat terbaik sebagaimana firman Allah QS. Al Imran ayat 110 “Kalian adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf dan melarang yang mungkar dan beriman kepada Allah “. Seharusnya umat Islam saat ini menjadi umat yang juara, menjadi lokomotif bukan menjadi gerbong. Keimanan seorang muslim semestinya tidak diragukan dan bukan beriman karena situasi kondisi. Ketika kita sudah beriman maka memiliki konsekuensi terhadap apa yang Allah perintahkan, papar Ustadz Ustadz Wahyu Jamaluddin.

Kiai Fatwa Ma’ruf memaparkan bahwa saat ini kaum muslim telah banyak yang menjalankan rukun Islam akan tetapi kondisinya tidak berubah-ubah. Penduduk yang mayoritas muslim tetapi kenyataannya umat muslim minoritas, minoritas secara kualitas iman. Dalam kamus Al Munjid yang dibuat oleh Louis Makluf seorang Yahudi yang beragama Kristen otrodoks menuliskan definisi iman adalah percaya. Hal ini sebagaimana yang dimaknai iman oleh agama yang lain. Seharusnya iman seorang muslim bukan sekedar percaya tetapi juga ikhlas menjadikan Qur’an dan sunnah sebagai pedoman yang shohih. Umat Islam akan kembali berjaya jika tingkat keimanannya “haqqul yaqin”, tandasnya.

Ustadz Ibnu Alwan dari Hizbut Tahrir mengingatkan bahwa Allah telah menyeru kepada orang-orang beriman untuk masuk Islam secara Kaffah (QS. Al Baqarah: 208) dan menjauhi langkah-langkah syaitan. Langkah syaitan yang dimaksud adalah apa-apa yang menyimpang dari hukum Islam dan semestinya kita menjalankan syariat Islam secara sempurna. Dakwah bukan hanya sekedar memperbaiki individu tetapi negara juga harus mengundang-undangkan syariat.

Kunci agar orang bisa beriman dan menjalankan syariah adalah dengan bertaubat. Orang yang bermaksiat adalah orang yang sakit hatinya. Al Qur’an itu suci maka perintah-perintah Allah dalam Al Qur’an tidak bisa masuk pada hati-hati yang kotor. Misalkan saja, ada orang yang bakhil, untuk memahami ayat perintah Allah tidak akan mudah karena hatinya kotor kecuali hatinya disucikan terlebih dahulu dengan taubat nasuha, mengakui kesalahan, mohon ampun, berjanji tidak mengulangi dan kembali kepada Quran dan sunnah. Peserta pun antusias mengikuti acara hingga selesai. Pada akhir acara Lek No mengajakan kepada jamaah untuk menghadiri Konferensi Islam dan Peradaban sebagai bentuk konstribusi kita sebagai muslim kaffah dalam mewujudkan kehidupan yang lebih baik dengan syariah dan khilafah. Indonesia milik Allah sudah semestinya diterapkan hukum Allah. [Ukhtyan Muhibbah Firdaus/duniaterkini/www.al-khilafah.org]

Download Audio Angkringan Dakwah #45 - Dadio Muslim Kaffah #Akurapopo
Tonton/Download Video yang diputar di akhir acara disini

Facebook Angkringan Dakwah
Twitter @AngkringDakwah
Youtube AngkringanDakwah
www.angkringandakwah.com

































Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.