Pileg 2014, Bukti Demokrasi tak bisa Hilangkan Nepotisme
Rekapitulasi suara sementara Pemilu 2014 tingkat daerah merupakan bukti yang ke sekian kali bahwa harapan hilangnya nepotisme ---seperti yang diinginkan publik saat melengserkan Presiden Soeharto--- dengan menegakkan demokrasi, jauh panggang dari api.
“Sudah banyak bukti, demokrasi tidak bisa menghilangkan nepotisme, dinasti politik dan KKN,” ungkap Ketua Lajnah Siyasiyah DPP HTI Yahya Abdurrahman kepada mediaumat.com, Rabu (30/4) melalui surat elektronik.
Seperti dilansir tempo.co, Sabtu (26/4) anggota keluarga dan kerabat para tokoh politik diperkirakan akan membanjiri Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) sebagai wakil rakyat berdasarkan rekapitulasi suara sementara Pemilu 2014 tingkat daerah.
Lebih dari itu, tegas Yahya, demokrasi pasti menghasilkan persekongkolan penguasa-pengusaha. Klaim demokrasi adalah dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat hanyalah bohong.
“Yang ada sejatinya adalah dari rakyat kecil, oleh rakyat sedang untuk rakyat besar (pejabat dan kapitalis). Demokrasi sejatinya adalah korporatokrasi,” pungkasnya.[] [mediaumat/www.al-khilafah.org]
“Sudah banyak bukti, demokrasi tidak bisa menghilangkan nepotisme, dinasti politik dan KKN,” ungkap Ketua Lajnah Siyasiyah DPP HTI Yahya Abdurrahman kepada mediaumat.com, Rabu (30/4) melalui surat elektronik.
Seperti dilansir tempo.co, Sabtu (26/4) anggota keluarga dan kerabat para tokoh politik diperkirakan akan membanjiri Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) sebagai wakil rakyat berdasarkan rekapitulasi suara sementara Pemilu 2014 tingkat daerah.
Lebih dari itu, tegas Yahya, demokrasi pasti menghasilkan persekongkolan penguasa-pengusaha. Klaim demokrasi adalah dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat hanyalah bohong.
“Yang ada sejatinya adalah dari rakyat kecil, oleh rakyat sedang untuk rakyat besar (pejabat dan kapitalis). Demokrasi sejatinya adalah korporatokrasi,” pungkasnya.[] [mediaumat/www.al-khilafah.org]
Tidak ada komentar