Header Ads

Demokrasi Memecah Belah Umat Islam

Demokrasi Memecah Belah Umat Islam
Hasil quick count pilpres 9 Juli 2014 yang berbeda menimbulkan kekhawatiran masyarakat adanya kerusuhan pasca pengumuman pemilu presiden 22 Juli 2014. HTI DPD Jatim mengadakan acara HIP ke-33 dengan tema “ Telaah Kritis Dampak Pilpres 2014” pada hari ahad (19/7) di Hall Mina Asrama Haji Surabaya.



Hadir dalam acara tersebut M. Rahmat Kurnia Ketua DPP HTI, Lukman Nur Rohim Dosen ITS, dan Ikhsan Abadi Humas HTI DPD Jatim. Pada sesi pertama Rahmat Kurnia menyampaikan tentang dampak pilpres 9 Juli dimana adanya perpecahan umat Islam baik di kalangan tokoh umat maupun pesantren, Rahmat Kurnia menegaskan sistem Demokrasi telah memecah belah umat Islam. “Demokrasi telah memecah belah umat Islam” tegas Rahmat Kurnia. Rahmat Kurnia juga menyoroti tentang hasil pilpres dimana apabila Jokowi menjadi pemenang maka Jokowi akan mengalami kesulitan dalam memimpin negeri ini mengingat koalisi merah putih yang menjadi lawan Jokowi menguasai jumlah kursi di DPR tentunya hal ini dapat menjegal kebijaksanaan pemerintah, tentunya hal ini akan mengakibatkan politik transaksional di antara DPR dan pemerintah, hal yang sama juga dialami Prabowo apabila menjadi pemenang pilpres mengingat koalisi yang besar akan menjadi hambatan bagi Prabowo dalam mengambil kebijaksanaan.

Sementara Lukman Nur Rohim menyampaikan tentang calon presiden tidaklah menyampaikan program yang jelas namun yang menjadi aneh adalah pemilih menentukan pilihan presiden yang dipilih bukanlah dipilih karena visi dan misinya namun berdasarkan perasaan saja. Bahkan di kalangan para pendidik yang terbiasa dengan logika berpikir dalam menentukan pilihan presiden lebih didasari oleh perasaan saja. “Pemilih pilpres dalam memilih calon presiden lebih pada perasaan bukan karena visi dan misi” kata Lukman.

Sementara itu dalam HIP tersebut Iksan abadi mengajak umat Islam untuk selalu berpegang teguh pada tali Allah sambil menyitir surat Ali Imran ayat 103. Iksan menambahkan bahwa janji calon presiden sulitlah diwujudkan karena janji kampanye tersebut tidak memiliki dasar sehingga apabila capres terpilih nanti ketika memimpin tidaklah menjalankan janji kampanyenya karena tidak adanya kontrak politik antara capres dan masyarakat.

Ketiga pembicara sepakat bahwa siapapun pemenang pilpres tidaklah mengubah banyak wajah Indonesia karena selama demokrasi dan ekonomi liberal diterapkan. Dan umat Islam diminta untuk selalu berpegang teguh kepada tali Allah bukan yang lainya. []eep[www.al-khilafah.org]

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.