Header Ads

Izinkan Asing Pimpin BUMN Berbahaya dan Mental Bangsa Terjajah

Izinkan Asing Pimpin BUMN Berbahaya dan Mental Bangsa Terjajah
Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tengah membuka kesempatan bagi kalangan profesional dan kompeten asing untuk bersaing memperebutkan kursi nahkoda di perusahaan-perusahaan besar BUMN.



“Bisa saja CEO asing yang pimpin, tapi saya tetap prioritaskan untuk mendapatkan talent dari dalam. Yang terpenting, mereka bisa bersaing di nasional maupun internasional,” ungkap Menteri BUMN Rini Soemarno sebagaimana dilansir oleh okezone.com (16/12).

Rini mengatakan, penempatan tersebut dilakukan di bidang-bidang tertentu yang sangat diperlukan oleh Pemerintah.

“Kita lemah untuk trading,” kataRini memberi contoh.

Menanggapi hal ini, anggota Lajnah Mashlahiyah DPP Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Ishaq mengatakan bahwa rencana tersebut menunjukkan mentalitas bangsa ini adalah mentalitas bangsa terjajah.

“Pemerintah menganggap orang asing selalu lebih hebat dari penduduknya sendiri. Padahal, sangat banyak SDM berkualitas di negeri ini yang justru direkrut oleh perusahaan asing. Hal itu sama dengan kebijakan Presiden yang mengandalkan investasi asing untuk mendorong pertumbuhan ekonomi domestik. Lalu di mana revolusi mentalnya?” Ungkap Ishaq kepada Media Umat, Rabu (17/12).

Sebagaimana yang diketahui, setelah peran BUMN dimarjinalkan dalam kegiatan ekonomi terutama dalam pengelolaan SDA dan penyediaan layanan publik, kini pemerintah hendak menyerahkan penanganan BUMN diserahkan kepada asing.

“Ini bisa berbahaya sebab dapat menjadi pintu bagi negara asing untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan ekonomi Indonesia termasuk memanfaatkan BUMN untuk kepentingan mereka. Sebagai contoh nyata, pemerintahan Tiongkok banyak memanfaatkan warga negara mereka yang bekerja di perusahaan kompetitor sebagai mata-mata untuk mencuri data-data mereka.” Jelas Ishaq.

Ishaq menambahkan, bahwa kebijakan ini menunjukkan bahwa paradigme kapitalisme liberal (pasar barang bebas, jasa, modal, dan tenaga kerja) bercokol sangat kuat pada rezim saat ini.

Ishaq juga menyindir mengapa pemerintah terlihat sangat bergantung kepada asing dalam mengelola BUMN.

“Tanpa harus bergantung kepada asing, BUMN bisa maju kok,” pungkasnya. (Akmal) [htipress/www.al-khilafah.org]

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.