Header Ads

Mitos King Sulaeman dan Nasib Sejarah

Mitos King Sulaeman dan Nasib Sejarah
Oleh : Prof. Dr. Ing- Fahmi Amhar

Penulisan sejarah itu tergantung siapa yang sedang berkuasa. Ketika Mustafa Kemal Attaturk berkuasa di Turki dan menghapus Khilafah Islam, dia membangun dua lembaga. Mungkin buat Indonesia, lembaga semacam ini tidak akan begitu diperhatikan. Tetapi di Turki, perannya amat sangat signifikan. Dua lembaga itu adalah Lembaga Bahasa dan Lembaga Sejarah. Tugas Lembaga Bahasa adalah MENGGANTI KOSA KATA ARAB dari bahasa Turki, termasuk mengganti aksara Arab dengan aksara Latin untuk bahasa Turki. Sedang tugas Lembaga Sejarah adalah MENULIS ULANG SEJARAH TURKI. Turki hebat bukan karena Islam, tetapi karena bangsa Turki sudah hebat sejak zaman Yunani kuno.



Karena Khilafah Islam dinasti Utsmaniyah di Turki sudah dikubur, maka tugas para sejarahwan di sana untuk membuktikan bahwa dinasti Utsmaniyah itu MEMANG PANTAS DIKUBUR. Jadi sekalipun Turki bangga dengan prestasi yang diukir oleh leluhurnya di bidang militer, tetapi mereka yakin bahwa zaman sudah berganti, dan riwayat leluhurnya memang pantas diakhiri karena kesalahan-kesalahan mereka. Dan kesalahan itu ditimpakan pada Islam !!!

Karena itulah dapat dipahami, mengapa produser Turki membuat film King Sulaeman yang sekarang tayang di ANTV. Mereka bangga dengan sejarah Sultan Sulaeman yang pernah membuat Turki disegani oleh Eropa. Tetapi mereka juga percaya bahwa kehidupan seputar Sultan saat itu penuh dengan distorsi moral, intrik dan kemunafikan. Dan lebih dari itu semua, mereka dididik oleh negaranya - lewat institusi pendidikan - dengan sejarah, bahwa kehebatan Sultan itu karena Turkinya, sedang kekurangannya itu karena Islamnya. Ini realitas yang memang sengaja ditanamkan oleh Attaturk saat membangun Turki sekuler kala itu.

Saya pernah dua minggu di Turki. Rasanya saya tidak perlu heran bahwa di Turki banyak orang tidak tahu arah qiblat, karena mereka memang tidak pernah sholat. Dan di tempat-tempat publik, termasuk di bandara, tidak tersedia fasilitas untuk sholat. Istanbul malah kalah dari Amsterdam atau Tokyo.

Kembali ke soal mitos dan nasib sejarah. Apa yang dilakukan oleh Turki, juga dilakukan oleh semua negara yang pernah memiliki pemerintahan monarchi yang kuat namun kini telah dikubur. Maka mitos-mitos tersebut juga ada di Jerman, Austria, Russia dan China. Di Beijing terdapat bekas Kota Terlarang (Forbidden City), tempat Kaisar Cina tinggal. Tempat itu memiliki 9999 kamar, untuk para pegawai Kaisar dan selir-selir kaisar. Dan seperti apa kehidupan di Harem atau Forbidden City itu, diserahkan kepada imajinasi para penulis Barat, yang mereka juga hanya menduga-duga - tapi kini dipercaya oleh para pembuat film, dan akhirnya dipercaya oleh umat Islam yang tidak berpikir mendalam.

foto: di istana Topkapi dengan latar Jembatan Selat Bosporus.

[www.al-khilafah.org]

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.